“Burn Out” Let’s Out! Lelah Itu Nyata, Tapi Cara Mengeluarkannya Lebih Bermakna

Istilah burn out kini akrab di telinga kita. Ia sering muncul di ruang kerja, ruang kelas, hingga di linimasa media sosial, sebagai cara orang menggambarkan rasa lelah yang berkepanjangan. Namun sebenarnya burn out bukan sekadar capek atau jenuh. Sejak 2019 WHO telah mengakui burn out sebagai fenomena kesehatan kerja serius dalam International Classification of Diseases (ICD-11). Burn out didefinisikan sebagai kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat tekanan yang terus menerus. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengikis motivasi, menumbuhkan sikap sinis terhadap pekerjaan, bahkan memicu masalah kesehatan mental jangka panjang.
Meski begitu, kabar baiknya adalah burn out bisa “dikeluarkan”. Ia dapat diredakan dengan memberikan ruang bagi diri untuk tertawa, bergerak, dan merasakan kebersamaan. Hal inilah yang dilakukan KMMB Consulting dalam perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus tahun ini dengan tema yang relevan “Burn Out. Let’s Out!”.
Ruang Melepaskan
Tahun ini KMMB Consulting menggelar perlombaan di dua lokasi, yaitu dikantor untuk lomba-lomba tradisional, serta Sport Arena untuk cabang badminton. Fajri, selaku panitia, menekankan bahwa badminton dipilih bukan hanya karena olahraga itu populer, melainkan juga karena nilai simbolisnya. Sebagai olahraga kebanggaan Indonesia, badminton dianggap mampu merepresentasikan semangat persatuan sekaligus memberi manfaat kesehatan fisik. Lomba tradisional seperti estafet gelas dan oper karet pun menghadirkan warna yang berbeda. Area yang biasanya penuh dengan keseriusan pekerjaan mendadak berubah menjadi arena tawa, sorakan, dan kekompakan yang jarang terlihat di hari-hari biasa.
Bagi Fajri, momen itu bukan sekadar hiburan. Dari sudut pandang psikologi, kegiatan ini berfungsi sebagai “ventilasi emosional” yang membantu melepaskan tekanan. Energi negatif yang menumpuk selama berminggu-minggu bekerja bisa lepas melalui gelak tawa dan interaksi sederhana, sehingga memberikan efek menenangkan pada pikiran.
Edukasi di Balik Euforia
Yang membuat lomba kali ini berbeda adalah hadiah unik berupa saham. Jika biasanya hadiah lomba berbentuk barang konsumtif, kali ini KMMB Consulting menghadirkan sesuatu yang lebih visioner. Menurut Fajri, inisiatif ini berasal dari direktur yang ingin mendorong literasi keuangan di kalangan karyawan. Dengan memberikan saham, karyawan diajak untuk mulai mengenal dunia investasi, belajar mengelola risiko, dan menumbuhkan kesadaran finansial.
Hadiah saham ini ternyata punya kaitan erat dengan isu burn out. Salah satu pemicu utama burn out adalah perasaan tidak memiliki kendali atas masa depan. Ketika seseorang merasa hidupnya dikendalikan oleh faktor luar tanpa ruang untuk mengontrol, rasa jenuh dan frustrasi mudah berkembang. Dengan mengenalkan investasi, perusahaan sesungguhnya sedang memberikan alat praktis bagi karyawan untuk menumbuhkan rasa kontrol itu.
Mereka bukan sekadar penerima hadiah, melainkan juga pemegang aset yang punya potensi bertumbuh. Ini adalah cara sederhana tapi penuh makna untuk menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan jangka panjang karyawan.
Tawa sebagai Obat Alami
Bagi panitia maupun peserta, tawa adalah bagian tak terpisahkan dari lomba. Fajri mengenang lomba estafet gelas sebagai momen paling seru karena menuntut kekompakan tim. Ia juga menekankan betapa menyenangkannya melihat rekan-rekannya bisa tertawa lepas di tengah beban kerja tinggi. Tawa dalam psikologi positif memang dianggap sebagai obat alami yang memicu pelepasan endorfin. Hormon ini menurunkan tingkat stres dan meningkatkan rasa bahagia, sehingga kegiatan sederhana seperti lomba 17-an benar-benar berdampak nyata bagi kesehatan mental.
Hal serupa dirasakan oleh Neni, pemenang kategori Outfit Ter-Kalcer. Terinspirasi dari atlet badminton, ia tampil percaya diri dan akhirnya terpilih sebagai pemenang. Baginya, yang paling berkesan bukan sekadar kemenangan, tetapi momen saat kelompoknya berpartisipasi dalam lomba oper karet. Kelompoknya tampil santai, bahkan sempat diwarnai strategi lucu dari rekan satu tim yang menjelaskan dengan teori ala ruang kelas. Suasana inilah yang menurutnya membuat lomba terasa menyenangkan, “chill”, sekaligus membebaskan dari penat rutinitas.
Burn Out yang Sering Disalahpahami
Banyak orang mengira burn out identik dengan stres. Padahal, stres dan burn out berbeda. Stres biasanya muncul karena terlalu banyak tuntutan, tetapi seseorang masih merasa bisa mengatasinya. Burn out justru membuat seseorang merasa kosong, kehilangan motivasi, bahkan setelah beban kerja berkurang. Jika stres membuat kepala terasa penuh, burn out justru membuat jiwa terasa hampa.
Tanda-tanda burn out sering kali tidak disadari. Awalnya hanya kelelahan emosional yang membuat seseorang sulit bersemangat. Lama kelamaan muncul depersonalisasi, rasa sinis terhadap pekerjaan atau menarik diri dari rekan kerja. Pada akhirnya, prestasi menurun karena sulit fokus dan merasa tidak kompeten.
Rahasia lain yang jarang dibicarakan adalah burn out bisa menular. Dalam satu tim, energi negatif dari seorang karyawan bisa menyebar dan menurunkan semangat kerja orang lain. Inilah mengapa burn out dianggap ancaman serius bagi produktivitas perusahaan.
Cara Menekan Burn Out
Mengatasi burn out tidak bisa hanya mengandalkan cuti panjang. Istirahat tentu penting, tetapi pemulihan sejati datang dari kesadaran dan perubahan cara pandang. Kesadaran diri membantu mengenali gejala sejak dini. Menetapkan batas yang sehat, baik dengan pekerjaan maupun kehidupan pribadi, mencegah energi terkuras habis. Istirahat singkat yang teratur lebih efektif daripada menunggu liburan panjang, karena memberi jeda bagi tubuh dan pikiran untuk memulihkan diri.
Selain itu, dukungan sosial terbukti menjadi obat ampuh. Berbagi cerita dengan rekan kerja, bercanda, atau sekadar makan siang bersama bisa mengurangi rasa terasing yang kerap memperparah burn out. Poin lain yang sering dilupakan adalah pentingnya menemukan makna dalam pekerjaan. Mereka yang bekerja sesuai dengan nilai hidupnya lebih tahan terhadap tekanan, karena pekerjaan tidak hanya dilihat sebagai beban, tetapi juga sebagai sarana aktualisasi diri.
Burn Out. Let’s Out!
Acara 17 Agustus KMMB Consulting menjadi contoh nyata bahwa aktivitas sederhana bisa menjadi cara efektif menekan burn out. Dari badminton yang menyehatkan tubuh, lomba tradisional yang memunculkan tawa, hingga hadiah saham yang memberi wawasan baru, semuanya berpadu menciptakan pengalaman yang bukan sekadar hiburan. Ia menjadi ruang sosial yang menyatukan karyawan, memberi apresiasi, dan menghadirkan makna baru dalam rutinitas kerja.
“Burn Out. Let’s Out!” bukan sekadar slogan. Ia adalah pesan bahwa manusia butuh ruang untuk melepaskan tekanan. Bahwa kelelahan itu nyata, tetapi cara mengeluarkannya bisa bermakna. Dengan tawa, kebersamaan, dan sedikit ruang untuk merasa dihargai, burn out bisa dikelola sebelum menjadi masalah besar.
Burn out memang sulit dihindari di dunia kerja modern. Namun, ia bukan vonis akhir. Ia bisa ditekan, dikelola, bahkan diubah menjadi energi baru ketika ada kesadaran, dukungan, dan ruang kebersamaan. KMMB Consulting telah menunjukkan caranya melalui perayaan sederhana namun bermakna.
Di tengah beban kerja yang padat, mereka menghadirkan kemerdekaan baru, kebebasan dari kejenuhan dan kelelahan sehari-hari. Dari sini kita belajar, melepas penat tidak selalu membutuhkan solusi rumit. Kadang, cukup dengan satu ruang bersama, satu momen tawa, dan satu pengingat sederhana: Burn Out. Let’s Out!
Glosarium
- Burn Out
Kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat tekanan berlebihan dan berkepanjangan. Ditandai hilangnya motivasi, sikap sinis, dan menurunnya prestasi kerja. - Stres
Respons tubuh dan pikiran terhadap tuntutan berlebih. Berbeda dengan burn out karena stres masih bisa hilang setelah beban berkurang, sedangkan burn out bisa berlanjut meski tekanan sudah reda. - ICD-11 (International Classification of Diseases – 11th Revision)
Klasifikasi penyakit internasional yang disusun WHO. Sejak 2019, burn out masuk sebagai fenomena terkait pekerjaan dalam ICD-11. - Ventilasi Emosional
Mekanisme pelepasan stres secara alami melalui tawa, interaksi sosial, atau kegiatan yang menyenangkan sehingga beban mental terasa lebih ringan. - Literasi Keuangan
Pemahaman individu mengenai konsep keuangan dasar, termasuk investasi, pengelolaan aset, dan risiko finansial. - Depersonalisasi
Gejala burn out berupa rasa sinis, menarik diri dari pekerjaan atau rekan kerja, dan kehilangan empati. - Endorfin
Hormon “bahagia” yang dilepaskan tubuh ketika tertawa atau beraktivitas menyenangkan, membantu menurunkan stres dan meningkatkan rasa rileks. - Kompak (Team Cohesion)
Rasa persatuan dan kekompakan dalam tim yang mendorong kerja sama efektif. Dalam konteks acara KMMB Consulting, kompak muncul dalam lomba kelompok seperti estafet gelas. - Outfit Ter-Kalcer
Kategori lomba KMMB Consulting yang menilai penampilan paling kreatif dan sesuai tren budaya populer (kalcer = culture). - Aktualisasi Diri
Proses merealisasikan potensi diri dan bekerja sesuai nilai hidup yang diyakini, sehingga meningkatkan ketahanan terhadap tekanan.