Feasibility Study (Studi Kelayakan)

studi kelayakan

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultasi.

Jasa Penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan)

Studi kelayakan merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan. Tanpa feasibility study, perusahaan tidak dapat meminimalkan risiko kerugian dengan baik. Oleh karena itu, feasibility study harus ditinjau oleh semua pemangku kepentingan perusahaan atau organisasi. Jadi apa sebenarnya feasibility study itu? Mari kita bicara lebih banyak tentang feasibility study!

Definisi Feasibility Study (Studi Kelayakan)

Feasibility study adalah penilaian awal yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan untuk pelaksanaan pengembangan tertentu di perusahaan. Secara sederhana dapat diartikan feasibility study adalah studi yang melihat atau mengukur profitabilitas suatu rencana atau program yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Salah satu tujuan dari feasibility study ini adalah untuk mengurangi resiko usaha, oleh karena itu diperlukan perhitungan awal yang secara praktis disebut feasibility study. Riset profitabilitas juga berbeda dengan pemasaran, keuangan, dll.

Feasibility study adalah analisis yang dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu proyek atau bisnis. Ini termasuk analisis pasar, teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan. Tujuan feasibility study adalah untuk mengetahui apakah proyek atau bisnis dapat dijalankan secara ekonomis dan menguntungkan serta untuk mengidentifikasi potensi masalah atau risiko.

Manfaat Studi Kelayakan bagi Perusahaan

Ada beragam manfaat feasibility study bagi perusahaan. Salah satunya adalah, perusahaan akan berhati-hati dalam mengurangi resiko keuangan. Dengan adanya studi kelayakan yang baik, jika ditengah perjalanan sebuah bisnis terdapat potensi kerugian, maka hal tersebut bisa diprediksi dari awal, sehingga potensi kerugian tersebut bisa diantisipasi dengan baik.

Selain dapat mengurangi resiko kerugian, dalam penyusunan feasibility study perusahaan biasanya akan diberi opsi. Beberapa opsi tersebut adalah opsi optimis, opsi moderat, dan opsi pesimis. Opsi optimis ini bisa diterapkan jika sebuah bisnis diprediksi tidak akan terjadi hambatan sama sekali. Kemudian opsi optimis diterapkan kepada perusahaan yang kondisi ekonominya pada saat itu sangat tidak mendukung dan menguntungkan. Ditengah Opsi pesimis dan optimis terdapat opsi moderat, dimana opsi ini bisa diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang lebih rasional dengan menerapkan item-item khusus di dalamnya.

Dengan adanya feasibility study maka perusahaan akan mempunyai guidelines yang ideal. Tanpa adanya feasibility study yang baik, maka bisnis tersebut sulit untuk beradaptasi kedepannya karena tidak ada persiapan yang baik sebelumnya. Berikut adalah beberapa manfaat studi kelayakan bagi perusahaan antara lain:

    1. Membantu dalam pengambilan keputusan: Feasibility study membantu perusahaan dalam mengambil keputusan tentang apakah proyek atau bisnis yang diusulkan layak untuk dilaksanakan atau tidak.
    2. Menentukan biaya yang diperlukan: Feasibility study membantu perusahaan dalam menentukan biaya yang diperlukan untuk menjalankan proyek atau bisnis, sehingga perusahaan dapat mempersiapkan dana yang diperlukan.
    3. Menentukan potensi keuntungan: Feasibility study membantu perusahaan dalam menentukan potensi keuntungan yang diharapkan dari proyek atau bisnis, sehingga perusahaan dapat mengevaluasi apakah proyek atau bisnis tersebut layak untuk dilakukan.
    4. Mengidentifikasi masalah dan risiko: Feasibility study membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan risiko yang mungkin terjadi dalam proyek atau bisnis, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya.
    5. Memperkuat rencana bisnis: Feasibility study membantu perusahaan dalam menyusun rencana bisnis yang lebih kuat dan terperinci, sehingga perusahaan dapat lebih yakin dalam mengeksekusi proyek atau bisnis tersebut.

Komponen dari Studi Kelayakan

1. Keuangan

Pada aspek keuangan terdapat beberapa komponen penting, diantaranya adalah payback period, Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV). Pada intinya dalam aspek keuangan ini dengan menggunakan beberapa teori tersebut dapat menggambarkan nilai berupa angka untuk memprediksi kesuksesan atau tingkat valuasi perusahaan untuk kedepannya.

2. Non keuangan, seperti marketing, product development, struktur organisasi, dll.

Tahapan Penyusunan Feasibility Study

Tahapan dalam penyusunan studi kelayakan sebenarnya sangatlah mudah, diantaranya adalah:

  1. Pengumpulan data
  2. Mengadakan forum FDG dengan pihak internal perusahaan
  3. Melakukan simulasi menggunakan excel atau spreadsheet. Dari simulasi ini bisa kita hitung mengenai asumsi pendapatan, asumsi aset, beban gaji,beban operasional, dan pada akhirnya mendapatkan data asumsi laporan keuangan, yang pada akhirnya dapat memberikan output data rasio seperti halnya NPV (Net Present Value),payback period,IRR (Internal Rate Of Return), return of asset, dsb.

Dampak Feasibility Study bagi Stakeholders

Dampak feasibility study bagi stakeholder dapat dibedakan menjadi dampak positif dan negatif.

Dampak positif:

    1. Stakeholders akan lebih tertata dengan baik.
    2. Mitigasi risiko bisa dilakukan dengan maksimal.
    3. Membantu stakeholder dalam pengambilan keputusan, karena studi kelayakan memberikan informasi yang cukup untuk mengevaluasi kelayakan proyek atau bisnis.
    4. Membantu stakeholder dalam mempersiapkan dana yang diperlukan, karena studi kelayakan menyediakan estimasi biaya yang dibutuhkan.
    5. Membantu stakeholder dalam menentukan potensi keuntungan, karena studi kelayakan menyediakan proyeksi pendapatan yang diharapkan.
    6. Membantu stakeholder dalam mengidentifikasi masalah dan risiko, karena studi kelayakan menyediakan analisis tentang masalah dan risiko yang mungkin terjadi.

Dampak negatif:

    1. Biaya yang dibutuhkan untuk menyusun studi kelayakan dapat menjadi beban bagi stakeholder.
    2. Hasil dari feasibility study dapat menunjukkan bahwa proyek atau bisnis yang diusulkan tidak layak untuk dilaksanakan, sehingga dapat menimbulkan kekecewaan dan kerugian bagi stakeholder.
    3. Proses penyusunan studi kelayakan dapat memakan waktu yang lama, sehingga dapat menimbulkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek atau bisnis.

Alat Analisis untuk Penyusunan Feasibility Study

Salah satu alat analisis sederhana yang dapat digunakan dalam penyusunan studi kelayakan non keuangan dalam bidang marketing adalah dengan melakukan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats). Dan jika membahas mengenai studi kelayakan dalam bidang keuangan alat analisis yang digunakan adalah sesuai dengan komponen financial modelling dan sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri. Berikut adalah beberapa alat analisis yang sering digunakan dalam penyusunan studi kelayakan adalah:

    1. Analisis SWOT: Alat ini digunakan untuk menganalisis Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) dari proyek atau bisnis yang akan dilakukan.
    2. Analisis Break Even Point (BEP): Alat ini digunakan untuk menentukan tingkat volume penjualan yang harus dicapai agar proyek atau bisnis tersebut menjadi break even (tidak rugi).
    3. Analisis Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR): Alat ini digunakan untuk mengevaluasi kelayakan finansial dari proyek atau bisnis yang akan dilakukan.
    4. Analisis Payback period: Alat ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan.
    5. Analisis Benefit-Cost Ratio (BCR): Alat ini digunakan untuk mengetahui rasio manfaat (benefit) terhadap biaya (cost) dari proyek atau bisnis yang akan dilakukan.
    6. Analisis Sensitivitas: Alat ini digunakan untuk menganalisis bagaimana perubahan dalam asumsi atau kondisi yang digunakan dalam perhitungan NPV, IRR, BEP dll akan mempengaruhi hasil analisis.

Metode Kerangka Berpikir untuk Penyusunan Feasibility Study

Kerangka berpikir bisa diterapkan sesuai dengan urutannya. Langkah utama dan yang terpenting adalah menyelaraskan feasibility study keuangan dan non keuangan sehingga bisa mencapai tujuan dan target perusahaan.

Contoh Feasibility Study

Contoh feasibility study dapat beragam tergantung pada proyek atau bisnis yang akan dilakukan. Berikut ini adalah contoh studi kelayakan untuk proyek pembangunan pabrik pengolahan makanan:

    1. Analisis pasar: Studi tentang permintaan pasar untuk produk pengolahan makanan, termasuk segmentasi pasar, ukuran pasar, tren pasar, dan persaingan.
    2. Analisis teknis: Studi tentang desain pabrik, lokasi pabrik, peralatan yang diperlukan, dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan pabrik.
    3. Analisis keuangan: Studi tentang biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan menjalankan pabrik, serta proyeksi pendapatan yang diharapkan dari pabrik tersebut.
    4. Analisis sosial: Studi tentang dampak sosial dari pembangunan pabrik, termasuk dampak terhadap masyarakat setempat dan lingkungan.
    5. Analisis lingkungan: Studi tentang dampak lingkungan dari pembangunan pabrik, termasuk dampak terhadap ekosistem dan lingkungan.
    6. Analisis legal: Studi tentang regulasi yang berlaku dan persyaratan legal yang harus dipenuhi.
    7. Kesimpulan dan rekomendasi: Berisi kesimpulan dari hasil analisis dan rekomendasi tentang apakah proyek pembangunan pabrik pengolahan makanan tersebut layak untuk dilakukan atau tidak.

Lama Pengerjaan Feasibility Study

Secara umum proses penyusunan feasibility study adalah 45 hari, hal ini sebenarnya bisa saja terjadi jika data-data yang diperlukan tersaji dengan jelas. Selain itu, diperlukan pula orang-orang yang kooperatif dan bisa menyempatkan waktunya untuk berfokus pada penyusunan feasibility study ini.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultasi.