
Jakarta – Dalam era di mana tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi sorotan utama, Konsultan Manajemen Mochamad Badowi (KMMB) kembali membuktikan komitmennya sebagai pelopor inovasi bisnis berkelanjutan. Jumat (21 Maret 2025) pekan lalu, KMMB sukses menggelar webinar bertajuk “Strategic Sustainability Reporting: Turning Compliance into Competitive Advantage“ yang mengundang perhatian luas dari para pemimpin industri dan praktisi keberlanjutan.
Acara yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai sektor ini tidak hanya sebagai wadah edukasi, tetapi juga menjadi ajang diskusi mendalam tentang bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan laporan keberlanjutan sebagai alat strategis untuk meningkatkan daya saing di pasaran global.
Dinamika Baru Sustainability Reporting: Dari Kewajiban ke Peluang
Pemaparan Dwi Purwanto, Subject Matter Expert Good Corporate Governance (GCG) yang berpengalaman di KMMB, membuka mata peserta tentang evolusi laporan keberlanjutan. “Saat ini, laporan keberlanjutan bukan lagi sekadar dokumen patuh regulasi. Ini adalah kanvas strategis yang menggambarkan visi perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” ujar Dwi dalam sesi interaktifnya.
Data dari PricewaterhouseCoopers International Limited (PwC) dan National University of Singapore (NUS) tahun 2023 menunjukkan tren positif di Asia Pasifik, di mana tingkat pelaporan keberlanjutan meningkat dari 77% menjadi 88%. Di Indonesia sendiri, 80% perusahaan sudah menerapkan standar Global Reporting Initiative (GRI), dengan peningkatan adopsi kerangka Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) sebesar 6%.
Memecah Paradigma: ESG vs. Keberlanjutan
Sesi interaktif terjadi saat Dwi menguraikan perbedaan mendasar antara ESG (Environmental, Social, Governance) dan konsep keberlanjutan secara keseluruhan. “ESG adalah kaca pembesar bagi investor untuk menganalisis risiko dan peluang. Sementara keberlanjutan adalah cerminan komitmen perusahaan terhadap keseimbangan ekosistem global,” jelasnya.
Analisis mendalam ini mengungkap bahwa ESG memiliki fokus yang lebih terstruktur terhadap parameter keuangan dan operasional, sedangkan keberlanjutan mencakup dimensi lebih luas seperti kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dan dampak jangka panjang terhadap masyarakat.
Arsitektur Laporan Keberlanjutan yang Efektif
Webinar ini juga mengulas secara detail elemen-elemen kunci dalam penyusunan laporan keberlanjutan yang memenuhi standar internasional. Aspek lingkungan mencakup pengelolaan emisi, efisiensi energi, dan konservasi biodiversitas. Sementara aspek sosial menyoroti kesetaraan kesempatan kerja, keselamatan tempat kerja, serta kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.
Di sisi tata kelola, ditekankan pentingnya transparansi dalam struktur pengambilan keputusan, pengembangan kompetensi, serta manajemen risiko yang terintegrasi. “Laporan yang baik harus mampu menceritakan perjalanan perusahaan dalam menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan,” tambah Dwi.
Dampak Strategis bagi Perusahaan
Manfaat langsung yang dirasakan perusahaan yang menerapkan laporan keberlanjutan secara optimal antara lain akses yang lebih mudah terhadap green financing, peningkatan citra merek, serta kontribusi nyata terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan global. “Ini bukan hanya tentang memenuhi regulasi, tetapi menciptakan warisan positif bagi generasi mendatang,” tutup Dwi dengan penuh semangat.
Visi KMMB untuk Masa Depan
Sebagai konsultan yang selalu berada di garda terdepan inovasi, KMMB berkomitmen untuk terus mendukung transformasi bisnis Indonesia menuju praktik keberlanjutan yang lebih tinggi. Dengan layanan seperti studi kelayakan, pengembangan roadmap, hingga pembuatan laporan terstandarisasi, KMMB siap membantu perusahaan mengarungi tantangan era baru ini.
Untuk informasi lebih lanjut atau permintaan kerja sama, silakan menghubungi tim KMMB di atau mengunjungi portal resmi kami di [www.kmmb.co.id].
#LaporanKeberlanjutan #ESG #InovasiBisnis #KMMBConsulting