Jasa Konsultan Penyusunan Business Development

Jasa Konsultan Penyusunan Business Development

Business Development

Business development menjadi salah satu aspek penting untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan. Ini mencakup upaya strategis untuk menciptakan peluang baru, memperluas pasar, dan membangun hubungan yang saling menguntungkan. Lebih dari sekadar penjualan, business development juga mencakup inovasi produk, pemasaran, dan pengembangan jaringan.

Keberhasilan business development membutuhkan pendekatan yang terencana, analisis yang mendalam, dan kemampuan beradaptasi terhadap dinamika pasar. Perusahaan perlu mengintegrasikan strategi ini dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan nilai tambah secara finansial maupun reputasional. 

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Business Development?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Definisi Pengembangan Bisnis (Business Development)

Business Development (Pengembangan Bisnis) adalah proses strategis yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara pertumbuhan bisnis melalui pengidentifikasian peluang baru, pengembangan strategi, serta optimalisasi sumber daya untuk mencapai keberlanjutan dan keberhasilan usaha. 

Dalam konteks penyusunan strategi pengembangan bisnis, berbagai kebijakan pemerintah di Indonesia memberikan dasar hukum yang memperkuat pentingnya pengembangan kewirausahaan dan usaha, antara lain:

  1. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024
    Peraturan ini bertujuan untuk menyinergikan kebijakan dan program pengembangan kewirausahaan nasional yang melibatkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang kondusif bagi pelaku usaha di berbagai sektor.
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
    Peraturan ini mengatur pembinaan dan pengembangan UMKM di Indonesia, termasuk dukungan dalam akses pendanaan, pelatihan, serta pengembangan pasar untuk meningkatkan daya saing usaha kecil dan menengah.
  3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan
    Peraturan ini menekankan pentingnya peran pemuda dalam pengembangan kewirausahaan sebagai bagian dari upaya memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial. Dukungan terhadap pemuda mencakup pelatihan, pendampingan, dan penyediaan infrastruktur yang mendukung aktivitas kewirausahaan.

Dengan memanfaatkan jasa konsultan penyusunan strategi pengembangan bisnis, pelaku usaha dapat merancang rencana yang sesuai dengan kebutuhan pasar sekaligus mematuhi regulasi yang berlaku. Hal ini tidak hanya memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan tetapi juga memperkuat kontribusi terhadap perekonomian nasional.

Manfaat Penyusunan Pengembangan Bisnis (Business Development)

Business development sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing di pasar. Beberapa manfaat utama dari business development antara lain:

Komponen Penyusunan Business Development bagi Perusahaan

Komponen-komponen dalam penyusunan business development mencakup berbagai elemen strategis yang harus diperhatikan agar perusahaan dapat merancang dan melaksanakan rencana pengembangan bisnis secara efektif. Berikut adalah komponen utama dalam penyusunan business development:

  1. Analisis Pasar: Analisis pasar merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memahami bagaimana perusahaan dapat beradaptasi dan berkembang di dalam lingkungan bisnisnya. Riset pasar dilakukan untuk mengidentifikasi tren yang sedang berkembang, kebutuhan spesifik pelanggan, dan potensi area pertumbuhan.
  2. Penetapan Tujuan Bisnis: Tujuan bisnis yang jelas menjadi panduan utama dalam pengembangan bisnis. Tujuan ini harus bersifat terukur, realistis, dan selaras dengan visi serta misi perusahaan. Dengan menetapkan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang, perusahaan dapat menciptakan peta jalan strategis untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan
  3. Strategi Pemasaran dan Penjualan: Strategi pemasaran dan penjualan dirancang untuk menjangkau target pasar secara efektif dan meningkatkan penjualan. Elemen penting meliputi pengembangan merek yang kuat, identifikasi saluran distribusi yang efisien, dan penerapan teknik promosi yang relevan. Dengan memanfaatkan data pelanggan, perusahaan dapat menciptakan kampanye yang lebih personal dan terarah.
  4. Inovasi Produk dan Layanan: Dalam dunia bisnis yang kompetitif, inovasi adalah kunci untuk tetap relevan. Perusahaan perlu secara aktif mencari peluang untuk menciptakan produk atau layanan baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan. Proses ini mencakup pengumpulan umpan balik pelanggan, adopsi teknologi terkini, dan pelaksanaan uji coba sebelum peluncuran.
  5. Pengembangan Kemitraan: Kemitraan strategis dapat mempercepat pertumbuhan bisnis dengan menyediakan akses ke sumber daya, jaringan, atau teknologi yang mungkin sulit dicapai sendiri. Proses pengembangan kemitraan melibatkan identifikasi mitra potensial, negosiasi kesepakatan yang saling menguntungkan, dan pembinaan hubungan jangka panjang.
  6. Manajemen Keuangan: Manajemen keuangan yang efektif memastikan bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara optimal untuk mendukung pengembangan bisnis. Proses ini mencakup perencanaan anggaran, pengelolaan arus kas, dan analisis profitabilitas. Dengan mengalokasikan dana secara strategis, perusahaan dapat memprioritaskan proyek-proyek yang memberikan pengembalian investasi tertinggi.
  7. Pengelolaan SDM: Sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam pengembangan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa tim mereka memiliki keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan. Proses ini melibatkan rekrutmen talenta terbaik, pelatihan berkelanjutan, dan pengembangan budaya kerja yang mendorong inovasi dan kolaborasi.
  8. Analisis dan Manajemen Risiko: Pengembangan bisnis tidak terlepas dari risiko, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengidentifikasi potensi risiko, mengevaluasi dampaknya, dan merancang strategi mitigasi. Langkah ini mencakup pengelolaan risiko operasional, hukum, finansial, dan strategis.
  9. Monitoring dan Evaluasi Kinerja: Monitoring dan evaluasi kinerja memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan alat analitik dan KPI (Key Performance Indicators), perusahaan dapat memantau kemajuan strategi secara real-time. Evaluasi berkala membantu mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau penyesuaian.

Setiap komponen ini saling mendukung dan harus disusun secara terintegrasi untuk memastikan keberhasilan business development.

Tahapan Penyusunan Business Development bagi Perusahaan

Tahapan penyusunan business development melibatkan serangkaian langkah strategis yang harus dilakukan secara sistematis untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan. Berikut adalah tahapan utama dalam menyusun business development:

No. Tahapan Keterangan
1.
Analisis Situasi dan Penilaian Awal
Menganalisis kondisi pasar, posisi perusahaan, serta faktor-faktor eksternal melalui analisis SWOT dan penelitian tren industri.
2.
Penetapan Tujuan dan Sasaran Bisnis
Menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang yang spesifik dan terukur, seperti peningkatan penjualan atau ekspansi pasar.
3.
Pengembangan Strategi dan Rencana Aksi
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan yang mencakup pendekatan pasar, inovasi produk, dan rencana pemasaran.
4.
Implementasi Strategi
Melaksanakan rencana aksi dengan koordinasi antar departemen, penugasan sumber daya, dan pelaksanaan inisiatif bisnis.
5.
Monitoring dan Evaluasi Kinerja
Memantau kinerja terhadap tujuan yang ditetapkan untuk memastikan keberhasilan dan mengidentifikasi area perbaikan.
6.
Penyesuaian dan Pengembangan Berkelanjutan
Menyesuaikan strategi berdasarkan hasil evaluasi dan merencanakan langkah selanjutnya untuk pengembangan bisnis.

Dampak Positif Penyusunan Business Development bagi Stakeholders

Penyusunan business development yang efektif dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi berbagai pihak yang terlibat atau terkait dengan perusahaan, termasuk stakeholders seperti pemegang saham, karyawan, pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat luas. Berikut adalah beberapa dampak positif bagi stakeholders:

  1. Pemegang Saham:
    1. Peningkatan Profitabilitas: Strategi business development yang tepat dapat mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan, yang pada gilirannya memberikan keuntungan lebih bagi pemegang saham.
    2. Nilai Perusahaan yang Lebih Tinggi: Dengan ekspansi pasar, inovasi produk, dan peningkatan efisiensi, perusahaan dapat meningkatkan nilai pasar dan reputasinya, yang bermanfaat bagi pemegang saham dalam jangka panjang.
  2. Karyawan:
    1. Peluang Pengembangan Karir: Dalam proses business development, perusahaan sering kali membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkompeten dan memberikan pelatihan atau peluang pengembangan karir yang lebih baik.
    2. Lingkungan Kerja yang Lebih Dinamis: Dengan adanya inovasi dan perluasan bisnis, karyawan dapat merasakan tantangan baru yang dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.
  3. Pelanggan:
    1. Produk dan Layanan yang Lebih Baik: Inovasi yang dilakukan dalam business development biasanya menghasilkan produk atau layanan yang lebih berkualitas, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
    2. Kepuasan Pelanggan yang Meningkat: Dengan peningkatan efisiensi dan perbaikan layanan, pelanggan akan mendapatkan pengalaman yang lebih baik, yang meningkatkan loyalitas dan retensi pelanggan.
  4. Mitra Bisnis:
    1. Hubungan yang Lebih Kuat: Pengembangan bisnis sering kali melibatkan kerja sama dengan mitra strategis, seperti pemasok, distributor, atau perusahaan lain. Kemitraan ini dapat menciptakan peluang bisnis yang lebih banyak dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
    2. Kesempatan Kolaborasi yang Lebih Banyak: Dengan pengembangan produk atau ekspansi pasar, mitra bisnis dapat memperoleh akses ke pasar atau peluang baru yang sebelumnya tidak ada.
  5. Masyarakat dan Lingkungan:
    1. Penciptaan Lapangan Kerja: Ekspansi bisnis dan inovasi yang dilakukan perusahaan dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat, yang meningkatkan taraf hidup dan perekonomian setempat.
    2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR): Banyak perusahaan yang melibatkan diri dalam program CSR sebagai bagian dari pengembangan bisnis mereka. Ini dapat mencakup kontribusi terhadap pendidikan, kesehatan, dan pengembangan komunitas, yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Secara keseluruhan, penyusunan business development yang baik dapat menciptakan nilai yang menguntungkan bagi berbagai stakeholders, memperkuat hubungan mereka dengan perusahaan, serta mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang yang saling menguntungkan.

Alat Analisis yang Digunakan  dalam Penyusunan Business Development

Dalam penyusunan business development, berbagai alat analisis digunakan untuk memahami pasar, mengidentifikasi peluang, mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta merumuskan strategi yang efektif. Berikut adalah beberapa alat analisis yang umum digunakan dalam proses tersebut:

  1. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats): Analisis SWOT membantu perusahaan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal mereka, serta peluang dan ancaman yang ada di lingkungan eksternal. Ini adalah alat yang sangat berguna untuk merumuskan strategi pengembangan bisnis yang berbasis pada pemahaman yang mendalam tentang posisi perusahaan di pasar.
  2. Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal): Alat ini digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan bisnis. PESTEL mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan strategi jangka panjang perusahaan.
  3. Porter’s Five Forces Analysis: Alat ini membantu perusahaan untuk menganalisis tingkat persaingan di industri dengan melihat lima faktor: ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pelanggan, dan intensitas persaingan antar perusahaan. Ini sangat penting untuk menilai daya tarik industri dan potensi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.
  4. Analisis GAP: Analisis GAP digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kondisi saat ini dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan memahami kesenjangan ini, perusahaan dapat merencanakan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan pengembangan bisnis mereka.
  5. Value Chain Analysis: Analisis rantai nilai (value chain analysis) membantu perusahaan untuk memahami bagaimana setiap aktivitas dalam proses bisnis (dari produksi hingga distribusi) dapat memberikan nilai tambah. Dengan mengidentifikasi titik-titik di mana nilai dapat ditingkatkan atau biaya dapat dikurangi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing.
  6. Market Segmentation Analysis: Alat ini digunakan untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil berdasarkan karakteristik tertentu seperti demografi, perilaku, atau preferensi pelanggan. Ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada segmen pasar yang paling menguntungkan dan menyusun strategi yang lebih terarah.
  7. BMC (Business Model Canvas): Business Model Canvas adalah alat visual yang digunakan untuk menggambarkan dan merancang model bisnis perusahaan. Ini membantu perusahaan untuk menggali lebih dalam tentang proposisi nilai, segmen pelanggan, saluran distribusi, hubungan pelanggan, sumber daya utama, dan arus pendapatan yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis.
  8. Competitive Benchmarking: Benchmarking kompetitif adalah alat yang digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing di industri yang sama. Ini mencakup perbandingan produk, layanan, harga, dan proses operasional untuk menentukan di mana perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya.
  9. Financial Analysis: Analisis keuangan (seperti analisis rasio keuangan, proyeksi pendapatan, dan analisis break-even point) digunakan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan dan kelayakan investasi dalam inisiatif pengembangan bisnis. Ini penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil akan menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
  10. Customer Feedback and Survey Analysis: Mengumpulkan umpan balik dari pelanggan dan menganalisis hasil survei dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kepuasan pelanggan, kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, dan area di mana perusahaan dapat meningkatkan produk atau layanan mereka.

Alat-alat analisis ini memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang posisi perusahaan, kondisi pasar, dan strategi yang perlu diterapkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dan menciptakan keuntungan jangka panjang.

Metode Kerangka Berpikir yang Digunakan dalam Penyusunan Business Development

Dalam penyusunan strategi business development, perusahaan perlu menggunakan berbagai metode kerangka berpikir untuk merancang langkah yang terstruktur dan efektif. Metode ini membantu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan, serta faktor eksternal yang mempengaruhi pasar. Berikut adalah enam metode yang umum digunakan dalam proses pengembangan bisnis.

No. Metode Keterangan
1.
Business Model Canvas (BMC)
Alat visual untuk merancang strategi dengan sembilan komponen kunci, seperti segmen pasar dan proposisi nilai.
2.
SWOT Analysis
Menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk merumuskan strategi yang tepat.
3.
Porter’s Five Forces
Menganalisis lima faktor kompetitif untuk merumuskan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar.
4.
PESTEL Analysis
Mengevaluasi faktor makro-ekonomi yang memengaruhi perusahaan, seperti politik dan ekonomi.
5.
Blue Ocean Strategy
Menciptakan ruang pasar baru tanpa persaingan melalui inovasi produk atau layanan.
6.
Balanced Scorecard (BSC)
Alat pengukuran kinerja yang mengevaluasi perusahaan dari empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran.

Cara Mengukur Keberhasilan Penyusunan Business Development yang Telah diimplementasikan

Mengukur keberhasilan penyusunan business development yang telah diimplementasikan penting untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan memberikan hasil yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Berikut adalah beberapa cara yang umum digunakan untuk mengukur keberhasilan business development:

Mengukur keberhasilan business development yang telah diimplementasikan penting untuk memastikan strategi yang diterapkan berhasil mencapai tujuan perusahaan. Beberapa cara yang umum digunakan untuk mengukur keberhasilan tersebut antara lain:

  1. Pencapaian Tujuan Bisnis: Mengukur apakah tujuan jangka panjang dan pendek tercapai, seperti peningkatan pendapatan atau ekspansi pasar.
  2. Kinerja Keuangan: Memantau indikator seperti pendapatan, laba bersih, dan ROI untuk menilai dampak finansial.
  3. Peningkatan Pangsa Pasar: Mengukur perubahan pangsa pasar yang menunjukkan ekspansi jangkauan perusahaan.
  4. Kepuasan Pelanggan: Menggunakan survei atau NPS untuk mengevaluasi tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan.
  5. Kemitraan Strategis: Menilai kualitas dan jumlah kemitraan yang dapat mendukung tujuan pengembangan bisnis.
  6. Inovasi dan Pengembangan Produk: Mengukur jumlah dan adopsi produk baru yang diluncurkan.
  7. Efisiensi Operasional: Menilai pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas.
  8. Evaluasi Internal: Mendapatkan feedback dari tim internal untuk mengevaluasi efektivitas strategi.

Menggunakan indikator ini membantu perusahaan mengevaluasi apakah strategi business development berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang diinginkan.

Lama Penyusunan/Pengerjaan Business Development

Lama penyusunan business development bergantung pada faktor seperti skala perusahaan dan kompleksitas pasar. Secara umum, proses ini terbagi dalam beberapa tahap:

  1. Penelitian dan Analisis (1-3 bulan): Melakukan riset pasar, kompetitor, dan tren industri.
  2. Perumusan Strategi (1-2 bulan): Merumuskan strategi berdasarkan analisis data.
  3. Pengembangan Model Bisnis dan Rencana Aksi (2-3 bulan): Menyusun rencana aksi dan model bisnis yang terintegrasi.
  4. Implementasi (3-6 bulan atau lebih): Pelaksanaan strategi, termasuk peluncuran produk dan pemasaran.
  5. Evaluasi dan Penyesuaian (Setiap 6 bulan atau tahunan): Evaluasi hasil dan penyesuaian strategi sesuai kebutuhan.

Secara keseluruhan, proses ini memakan waktu sekitar 6 bulan hingga 1 tahun, dengan evaluasi dan penyesuaian berkelanjutan.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Business Development?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Kesimpulan

Business development adalah proses strategis yang mendorong pertumbuhan perusahaan. Ini melibatkan pengidentifikasian peluang baru, pengembangan produk, dan ekspansi pasar. Tujuan utamanya adalah menciptakan keuntungan berkelanjutan dan meningkatkan daya saing. Keberhasilan business development bergantung pada analisis yang mendalam dan strategi yang terencana.

Tahapan dalam business development mencakup analisis pasar dan penetapan tujuan yang jelas. Perusahaan perlu merumuskan strategi pemasaran dan pengembangan produk yang tepat. Implementasi strategi harus didukung oleh koordinasi antar departemen dan sumber daya yang cukup. Evaluasi berkala diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan jangka panjang.

Manfaat business development dapat dirasakan oleh berbagai pihak terkait, termasuk pemegang saham dan karyawan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan profitabilitas dan nilai perusahaan. Karyawan memperoleh peluang pengembangan karir dalam lingkungan yang dinamis. Pelanggan juga merasakan manfaat dari produk dan layanan yang lebih inovatif dan berkualitas.