Jasa Pendampingan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Jasa Pendampingan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Penyusunan Rencana Strategis

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) adalah langkah krusial bagi organisasi dalam merumuskan tujuan jangka panjang dan memastikan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Sebuah Renstra yang efektif akan mengarahkan organisasi untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan sumber daya, sekaligus memitigasi risiko yang mungkin muncul di tengah perjalanan.

Jasa pendampingan dalam penyusunan Renstra dapat membantu organisasi merancang strategi yang selaras dengan tujuan jangka panjang, sambil memperhitungkan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan di masa depan. 

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk pendampingan penyusunan Rencana Strategis (Renstra)?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Definisi  Rencana Strategis (Renstra)

Renstra adalah dokumen perencanaan jangka menengah yang berfungsi sebagai panduan strategis bagi organisasi untuk mencapai visi dan misinya. Renstra mencakup tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan utama yang disusun secara sistematis untuk jangka waktu tertentu, umumnya lima tahun. 

Untuk memastikan penyusunan Renstra berjalan efektif dan selaras dengan kebijakan nasional maupun regional, diperlukan landasan hukum yang jelas. Hal ini penting agar proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Renstra dapat dilakukan secara terukur, transparan, dan akuntabel. Berikut adalah beberapa regulasi utama yang menjadi dasar dalam penyusunan Renstra:

  1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: UU ini menetapkan bahwa setiap organisasi pemerintah wajib menyusun Renstra sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan yang integratif, akuntabel, dan berkelanjutan.
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah: PP ini memberikan panduan teknis bagi pemerintah daerah dalam menyusun Renstra yang terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), guna mencapai sasaran pembangunan yang efektif.

Dengan dasar regulasi yang kuat, penyusunan dan implementasi Renstra dapat dilakukan secara konsisten, mendukung pengelolaan organisasi yang berorientasi pada hasil, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional maupun pencapaian tujuan strategis organisasi.

Manfaat Penyusunan  Rencana Strategis (Renstra)

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) memberikan berbagai manfaat penting bagi organisasi dalam menjalankan operasionalnya. Beberapa manfaat utama dari penyusunan Renstra antara lain:

Jasa pendampingan dalam penyusunan Renstra dapat membantu organisasi merancang strategi yang selaras dengan tujuan jangka panjang, sambil memperhitungkan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan di masa depan. 

Komponen Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Renstra merupakan dokumen penting yang menjadi panduan bagi organisasi dalam mencapai tujuan jangka panjangnya. Berikut adalah penjelasan mengenai komponen utama dalam penyusunan dokumen:

  1. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi
    Visi menggambarkan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai organisasi di masa depan, sedangkan misi menjelaskan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut. Nilai-nilai organisasi menjadi pedoman perilaku yang mendasari setiap keputusan dan tindakan yang diambil.
  2. Analisis Situasi (Internal dan Eksternal)
    Analisis internal mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, seperti sumber daya atau struktur yang dimiliki. Analisis eksternal mengevaluasi peluang dan ancaman dari faktor luar, seperti kondisi pasar, regulasi, atau persaingan, sering menggunakan pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
  3. Tujuan Strategis
    Tujuan strategis merupakan sasaran yang ingin dicapai organisasi dalam periode waktu tertentu. Tujuan ini dirumuskan berdasarkan hasil analisis situasi dan harus relevan dengan visi dan misi.
  4. Strategi dan Kebijakan
    Strategi adalah rencana tindakan jangka panjang yang dirancang untuk mencapai tujuan strategis, sementara kebijakan adalah pedoman yang memastikan strategi dilaksanakan secara konsisten dan efektif.
  5. Program dan Kegiatan Utama
    Program mencakup serangkaian aktivitas yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan kegiatan utama adalah langkah-langkah spesifik yang dilaksanakan dalam kerangka program tersebut.
  6. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators – KPIs)
    KPIs adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana organisasi berhasil mencapai tujuan strategisnya. KPIs disusun berdasarkan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
  7. Alokasi Sumber Daya
    Alokasi ini mencakup pendistribusian sumber daya manusia, anggaran, teknologi, dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung implementasi strategi.
  8. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi
    Proses ini dirancang untuk memantau pelaksanaan Renstra dan mengevaluasi hasilnya secara berkala. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan efektivitas strategi dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
  9. Kerangka Waktu (Timeline)
    Kerangka waktu menyusun jadwal pelaksanaan strategi, program, dan kegiatan dengan target pencapaian tertentu, sehingga semua langkah yang direncanakan berjalan sesuai rencana.

Tahapan Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) bagi Perusahaan

Menyusun Renstra yang efektif adalah proses yang membutuhkan pendekatan terstruktur agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai dengan optimal. Berikut adalah tahapan utama dalam penyusunan Renstra bagi perusahaan:

No. Tahapan Keterangan
1.
Analisis Awal
  1. Melakukan kajian terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan, termasuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT).
  2. Memahami tren pasar, regulasi, persaingan, serta kondisi ekonomi yang memengaruhi perusahaan.
2.
Perumusan Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan
  1. Merumuskan visi sebagai panduan jangka panjang yang mencerminkan cita-cita perusahaan.
  2. Menentukan misi yang menjelaskan peran strategis perusahaan untuk mencapai visi.
  3. Mengidentifikasi nilai-nilai inti yang menjadi dasar etika dan budaya kerja perusahaan.
3.
Identifikasi Tujuan Strategis
  1. Menentukan sasaran utama yang ingin dicapai perusahaan dalam periode Renstra.
  2. Tujuan strategis harus selaras dengan visi dan misi serta berdasarkan hasil analisis awal.
4.
Pengembangan Strategi
  1. Merumuskan strategi jangka panjang yang mencakup langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan strategis.
  2. Memastikan strategi tersebut fleksibel untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis.
5.
Penyusunan Program dan Kegiatan
  1. Mengidentifikasi program prioritas yang mendukung pelaksanaan strategi.
  2. Merancang kegiatan spesifik di bawah masing-masing program untuk mencapai target tertentu.
6.
Pengalokasian Sumber Daya
  1. Menghitung dan mengalokasikan kebutuhan sumber daya, seperti anggaran, tenaga kerja, teknologi, dan infrastruktur.
  2. Memastikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya untuk mendukung implementasi strategi.
7.
Penentuan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators – KPIs)
  1. Menetapkan parameter yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan strategi.
  2. KPIs harus spesifik, dapat diukur, realistis, relevan, dan memiliki batas waktu.
8.
Pelaksanaan Strategi
  1. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun melalui koordinasi antar-divisi dan pengawasan yang efektif.
  2. Menyesuaikan langkah jika ditemukan hambatan selama proses pelaksanaan.
9.
Monitoring dan Evaluasi
  1. Melakukan pemantauan secara berkala untuk menilai kemajuan pelaksanaan strategi.
  2. Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai dan memberikan umpan balik untuk perbaikan di periode berikutnya.
10.
Penyempurnaan Strategi
  1. Berdasarkan hasil evaluasi, strategi dan program yang kurang efektif diperbaiki atau disesuaikan dengan kebutuhan.
  2. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses penyempurnaan untuk memastikan komitmen bersama.

Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini, perusahaan dapat menyusun Renstra yang komprehensif, relevan, dan mampu mendorong keberhasilan jangka panjang.

Dampak Positif Penyusunan Rencana Strategis bagi Stakeholders

Penyusunan Renstra bukan hanya menjadi panduan internal bagi perusahaan, tetapi juga memberikan dampak luas bagi berbagai pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah penjelasan dari dampak positif penyusunan Renstra bagi stakeholders:

Alat Analisis yang Digunakan dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Penyusunan Renstra membutuhkan alat analisis yang membantu perusahaan memahami kondisi internal dan eksternal secara menyeluruh. Berikut adalah alat-alat yang umum digunakan:

  1. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats): Analisis ini mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta peluang dan ancaman eksternal. Dengan SWOT, perusahaan dapat memahami posisi strategisnya dan merumuskan strategi yang memanfaatkan peluang serta mengatasi tantangan.
  2. Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal): Alat ini menganalisis faktor eksternal seperti kebijakan politik, kondisi ekonomi, tren sosial, dan perkembangan teknologi. PESTEL membantu perusahaan merespons perubahan lingkungan bisnis dengan strategi yang relevan.
  3. Balanced Scorecard (BSC): BSC mengukur kinerja perusahaan dari perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran. Alat ini memastikan strategi perusahaan diterjemahkan menjadi indikator yang terukur dan relevan di seluruh organisasi.
  4. Porter’s Five Forces: Alat ini menganalisis persaingan industri melalui lima faktor: ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok dan pelanggan, ancaman produk substitusi, serta intensitas persaingan. Porter’s Five Forces membantu perusahaan memahami dinamika industri untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
  5. Value Chain Analysis: Alat ini mengidentifikasi aktivitas utama dan pendukung yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Dengan Value Chain Analysis, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memberikan nilai lebih kepada pelanggan.
  6. Analisis GAP (GAP Analysis): GAP Analysis membandingkan kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan untuk mengidentifikasi kesenjangan. Alat ini membantu perusahaan menentukan langkah strategis guna mencapai target yang telah ditetapkan.
  7. Growth-Share Matrix (BCG Matrix): Alat ini menganalisis portofolio bisnis berdasarkan pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif. Growth-Share Matrix membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya secara optimal di setiap unit bisnis.
  8. Analisis Stakeholder: Alat ini mengidentifikasi kebutuhan dan pengaruh stakeholders terhadap strategi perusahaan. Dengan Analisis Stakeholder, perusahaan dapat melibatkan pemangku kepentingan secara efektif dalam proses strategis.
  9. Scenario Planning: Scenario Planning membantu perusahaan memprediksi skenario masa depan dan merancang strategi alternatif. Alat ini berguna untuk menghadapi ketidakpastian dengan fleksibilitas yang lebih tinggi.
  10. Analisis Risiko (Risk Analysis): Risk Analysis mengevaluasi dan memitigasi risiko yang dapat memengaruhi tujuan strategis. Alat ini memastikan keberlanjutan strategi dengan mengurangi potensi dampak risiko.

Penggunaan alat analisis ini memungkinkan perusahaan merumuskan strategi yang terukur, relevan, dan responsif terhadap dinamika bisnis, sehingga mendukung pencapaian tujuan secara efektif.

Metode Kerangka Berpikir yang Digunakan dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Penyusunan Renstra membutuhkan kerangka berpikir yang terstruktur untuk mengintegrasikan analisis data menjadi strategi yang implementatif. Berikut beberapa metode kerangka berpikir yang sering digunakan:

No. Metode Keterangan
1.
Logical Framework Approach (LFA)
LFA menggunakan matriks logis untuk merumuskan tujuan, indikator, asumsi, dan rencana tindakan. Metode ini mempermudah pemetaan hubungan antara tujuan strategis dan langkah operasional, sehingga menghasilkan strategi yang fokus, sistematis, dan transparan.
2.
Blue Ocean Strategy
Kerangka ini mendorong perusahaan menciptakan ruang pasar baru yang belum tergarap, menghindari persaingan langsung di pasar yang sudah jenuh. Strategi ini membantu perusahaan menemukan peluang pertumbuhan inovatif dengan menciptakan nilai baru bagi pelanggan.
3.
McKinsey’s 7S Framework
Kerangka ini mengevaluasi keselarasan tujuh elemen organisasi: strategy, structure, systems, shared values, style, staff, dan skills. Pendekatan ini memastikan setiap elemen mendukung implementasi strategi secara efektif.
4.
Balanced Scorecard (BSC)
Selain sebagai alat analisis, BSC juga digunakan untuk merancang strategi berdasarkan empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan kerangka ini, strategi dapat diterjemahkan menjadi indikator kinerja terintegrasi di seluruh organisasi.
5.
VRIO (Value, Rarity, Imitability, Organization)
Metode ini mengevaluasi sumber daya dan kapabilitas perusahaan berdasarkan nilai, kelangkaan, kemampuan ditiru, dan dukungan organisasi. Hasilnya membantu perusahaan menentukan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
6.
Theory of Change (ToC)
ToC memetakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan melalui identifikasi input, output, outcome, dan dampak. Metode ini memungkinkan perusahaan merancang strategi yang terukur dan berorientasi pada hasil yang diinginkan.
7.
Objectives and Key Results (OKR)
OKR memecah tujuan besar menjadi tujuan spesifik yang diukur dengan hasil utama. Metode ini membantu perusahaan tetap fokus pada prioritas utama dengan metrik yang jelas dan terukur.
8.
Porter’s Value Chain
Selain sebagai alat analisis, metode ini mengidentifikasi aktivitas utama dalam rantai nilai untuk meningkatkan efisiensi dan nilai proses bisnis. Strategi yang dihasilkan memastikan setiap aktivitas mendukung pencapaian tujuan strategis.
9.
Design Thinking
Metode berbasis empati ini merancang strategi inovatif yang berpusat pada kebutuhan pengguna melalui proses ideasi dan prototipe. Pendekatan ini mendorong solusi strategis yang relevan dan bernilai tinggi.
10.
Integrated Strategic Planning (ISP)
Kerangka ini mengintegrasikan analisis internal, eksternal, dan visi strategis untuk menghasilkan rencana yang komprehensif. Pendekatan ini memastikan perusahaan memiliki strategi yang menyeluruh dan siap diimplementasikan.

Dengan menerapkan kerangka berpikir ini, perusahaan dapat menyusun Renstra yang holistik, terukur, dan responsif terhadap perubahan, sehingga mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efektif.

Cara Mengukur Keberhasilan Penyusunan Rencana Strategis yang Telah Diimplementasikan

Mengukur keberhasilan penyusunan Renstra yang telah diimplementasikan sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai dengan efektif. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi Renstra meliputi:

  1. Evaluasi Kinerja Melalui Key Performance Indicators (KPIs)
    Menggunakan KPI yang telah ditetapkan selama tahap perencanaan untuk memantau pencapaian tujuan strategis. KPI ini bisa berupa angka yang mengukur aspek finansial, kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, dan lainnya. Keberhasilan diukur berdasarkan seberapa baik organisasi mencapai target yang ditentukan dalam KPI tersebut.
  2. Balanced Scorecard (BSC)
    Pendekatan BSC dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi rencana strategis dengan menilai kinerja organisasi melalui empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Setiap perspektif ini memberikan gambaran menyeluruh tentang sejauh mana rencana strategis dapat tercapai di berbagai bidang organisasi.
  3. Survei Kepuasan Stakeholder
    Kepuasan stakeholder internal (karyawan) dan eksternal (pelanggan, mitra) merupakan indikator penting dalam menilai keberhasilan rencana strategis. Survei atau wawancara dengan stakeholder dapat mengungkapkan apakah tujuan strategis telah memenuhi harapan mereka, yang menjadi salah satu ukuran keberhasilan.
  4. Analisis Laporan Keuangan
    Salah satu cara mengukur keberhasilan adalah dengan menilai apakah ada perbaikan dalam kinerja finansial perusahaan. Laporan keuangan yang menunjukkan peningkatan pendapatan, laba bersih, atau pengurangan biaya operasional dapat menjadi indikasi bahwa rencana strategis yang diterapkan berhasil.
  5. Benchmarking
    Membandingkan kinerja organisasi dengan standar industri atau pesaing dapat menjadi metode untuk mengukur keberhasilan. Jika perusahaan menunjukkan kinerja yang lebih baik atau sebanding dengan standar industri, maka dapat disimpulkan bahwa rencana strategisnya efektif.
  6. Analisis Gap
    Melakukan analisis gap untuk menilai sejauh mana perbedaan antara target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis dan hasil aktual yang tercapai. Analisis ini membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan menunjukkan keberhasilan atau kegagalan implementasi strategi.
  7. Review dan Umpan Balik Secara Rutin
    Mengadakan rapat evaluasi secara rutin dengan tim manajerial untuk membahas perkembangan implementasi strategi. Umpan balik dari anggota tim dapat memberikan wawasan tentang kendala yang dihadapi serta langkah-langkah perbaikan yang perlu diambil.
  8. Indeks Kepuasan Karyawan
    Karyawan yang merasa lebih terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi menunjukkan adanya keberhasilan dalam implementasi strategi. Indeks kepuasan karyawan yang tinggi sering kali berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan keberhasilan rencana strategis.

Melalui penggunaan berbagai metode ini, perusahaan dapat memantau dan mengukur keberhasilan implementasi rencana strategis secara menyeluruh, serta melakukan penyesuaian untuk mencapai hasil yang lebih optimal di masa depan.

Lama Penyusunan/Pengerjaan Rencana Strategis (Renstra)

Lama waktu yang dibutuhkan untuk menyusun Renstra bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti ukuran organisasi, kompleksitas tujuan yang ingin dicapai, serta sumber daya yang tersedia. Namun, secara umum, berikut adalah perkiraan waktu yang diperlukan dalam penyusunan Renstra:

  1. Persiapan dan Pengumpulan Data (1-2 bulan)
    Pada tahap awal, perusahaan harus mengumpulkan data internal dan eksternal yang relevan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), riset pasar, serta feedback dari stakeholders. Proses ini membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat memengaruhi strategi perusahaan.
  2. Penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Strategis (1 bulan)
    Setelah data terkumpul, perusahaan akan menetapkan visi dan misi yang jelas, serta tujuan jangka pendek dan panjang yang ingin dicapai. Menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur memerlukan waktu agar semua pemangku kepentingan dapat menyepakati arah yang ingin ditempuh. 
  3. Pengembangan Strategi dan Program Tindakan (2-3 bulan)
    Pada tahap ini, perusahaan merancang strategi konkret untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, termasuk merumuskan program-program dan inisiatif yang perlu diambil. Penyusunan rencana aksi yang detail dan penentuan alokasi sumber daya yang tepat memerlukan waktu beberapa bulan agar semua rencana operasional dapat diselaraskan dengan tujuan strategis.
  4. Penyusunan Rencana Keuangan dan Alokasi Sumber Daya (1-2 bulan)
    Rencana strategis harus mencakup perencanaan keuangan yang jelas, termasuk anggaran dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk setiap inisiatif. Menyusun anggaran yang realistis dan memastikan ketersediaan sumber daya untuk mendukung strategi memerlukan waktu untuk memastikan bahwa strategi yang dikembangkan dapat terlaksana dengan efektif.
  5. Evaluasi dan Penyempurnaan Rencana Strategis (1 bulan)
    Setelah strategi disusun, perlu dilakukan evaluasi ulang untuk memastikan bahwa semua aspek strategis sudah sesuai dengan visi perusahaan dan dapat diterima oleh seluruh stakeholder. Tahap ini melibatkan revisi dan penyesuaian strategi berdasarkan feedback yang diterima, serta memastikan bahwa Renstra tersebut realistis dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditetapkan.

Secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) dapat memakan waktu antara 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada kompleksitas dan besarnya organisasi. Penting untuk memberikan cukup waktu pada setiap tahapan agar hasil yang diperoleh benar-benar sesuai dengan tujuan dan mampu dijalankan dengan efektif.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk pendampingan penyusunan Rencana Strategis (Renstra)?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Kesimpulan

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah penting dalam merumuskan arah dan tujuan jangka panjang suatu organisasi. Proses ini tidak hanya melibatkan perumusan visi, misi, dan tujuan strategis, tetapi juga memerlukan analisis menyeluruh terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan. 

Pendampingan dalam penyusunan Renstra memberikan dukungan profesional yang memastikan setiap tahap berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prinsip perencanaan yang baik, mulai dari identifikasi tujuan hingga penyusunan rencana aksi yang efektif. Melalui pendampingan yang tepat, perusahaan dapat memperoleh panduan dalam merancang strategi yang realistis dan terukur, serta memastikan alokasi sumber daya yang optimal untuk mendukung pencapaian tujuan. 

Dampak positif dari proses ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh stakeholder terkait, karena strategi yang disusun dengan baik dapat mendorong peningkatan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan organisasi. Dengan demikian, pendampingan dalam penyusunan Renstra adalah investasi yang sangat berharga untuk memastikan organisasi bergerak menuju tujuan yang lebih terstruktur dan terarah.