Jasa Konsultan Penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

Jasa Konsultan Penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

Laporan Keberlanjutan

Laporan Keberlanjutan – Di era bisnis yang semakin dinamis dan berbasis keberlanjutan, penyusunan laporan keberlanjutan menjadi elemen penting bagi perusahaan untuk menunjukkan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Laporan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa perusahaan beroperasi dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap masyarakat dan planet.

Dengan menggunakan jasa konsultan penyusunan sustainability report, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan yang disusun memenuhi standar yang berlaku. Selain itu, laporan tersebut akan mencerminkan upaya konkret dalam mencapai tujuan keberlanjutan yang lebih baik, yang selaras dengan visi dan misi perusahaan dalam menciptakan dampak positif.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Definisi Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

Laporan keberlanjutan adalah dokumen yang disusun oleh perusahaan untuk menginformasikan kepada pemangku kepentingan mengenai kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan tersebut. Laporan ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola dampak dari aktivitas operasionalnya terhadap masyarakat dan lingkungan, serta upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan keberlanjutan jangka panjang.

Penyusunan laporan keberlanjutan mencakup berbagai aspek, seperti:

  • Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)
  • Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
  • Keberagaman dan Kesejahteraan Karyawan
  • Etika Bisnis

Selain sebagai alat komunikasi, sustainability report juga berfungsi untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan memastikan akuntabilitas dalam setiap aspek yang dilaporkan. Mengingat pentingnya keberlanjutan dalam bisnis modern, penyusunan laporan ini menjadi kewajiban yang diatur dalam peraturan di Indonesia. Berikut adalah peraturan terkait laporan keberlanjutan:

  1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017
    Peraturan ini mewajibkan Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik untuk menerapkan keuangan berkelanjutan dan menyusun laporan keberlanjutan.
  2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 16/SEOJK.04/2021
    SEOJK ini memberikan pedoman teknis bagi Emiten dan Perusahaan Publik dalam penyusunan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan, dengan menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan aspek keberlanjutan.

Dengan adanya regulasi ini, perusahaan tidak hanya diharuskan untuk menyusun laporan keberlanjutan, tetapi juga diharapkan dapat menunjukkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan yang memberi dampak positif bagi perusahaan, masyarakat, dan lingkungan.

Manfaat Penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

Penyusunan laporan keberlanjutan memiliki berbagai manfaat penting bagi perusahaan, baik dalam meningkatkan kinerja internal maupun hubungan dengan pemangku kepentingan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penyusunan laporan keberlanjutan:

Komponen Penyusunan Laporan Keberlanjutan bagi Perusahaan

Penyusunan laporan keberlanjutan memerlukan pendekatan yang terstruktur dan menyeluruh. Laporan ini tidak hanya mencakup pencapaian keberlanjutan perusahaan, tetapi juga transparansi dalam mengungkapkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari aktivitas operasional perusahaan. Berikut adalah komponen-komponen utama yang harus ada dalam penyusunan laporan keberlanjutan:

  1. Pendahuluan dan Gambaran Umum Perusahaan
    Laporan dimulai dengan penjelasan singkat mengenai perusahaan, visi, misi, dan nilai-nilai inti. Pendahuluan ini juga menjelaskan tujuan dari penyusunan sustainability report dan bagaimana perusahaan berkomitmen untuk menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan.
  2. Tinjauan Keberlanjutan
    Bagian ini menggambarkan kinerja keberlanjutan perusahaan dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tinjauan ini mencakup pencapaian yang telah diraih serta tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan keberlanjutan.
  3. Strategi Keberlanjutan
    Menyajikan strategi yang diterapkan perusahaan untuk mencapai keberlanjutan, termasuk inisiatif yang diambil dalam pengelolaan dampak sosial dan lingkungan. Bagian ini menjelaskan bagaimana keberlanjutan menjadi bagian integral dari perencanaan dan operasional perusahaan.
  4. Tata Kelola dan Akuntabilitas
    Bagian ini menjelaskan struktur tata kelola yang mendukung implementasi kebijakan keberlanjutan. Ini mencakup peran manajemen, pemangku kepentingan, dan sistem yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian keberlanjutan.
  5. Kinerja Sosial dan Lingkungan
    Memuat informasi mengenai dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah kebijakan yang diambil terkait pengelolaan sumber daya alam, pengurangan emisi, keberagaman tenaga kerja, serta kontribusi terhadap komunitas.
  6. Pengelolaan Risiko dan Peluang Keberlanjutan
    Laporan ini harus mencakup identifikasi dan penilaian risiko yang dihadapi perusahaan terkait keberlanjutan serta peluang yang dapat dimanfaatkan. Ini termasuk langkah mitigasi yang diambil untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
  7. Indikator dan Pengukuran Kinerja
    Menyajikan metrik dan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keberlanjutan perusahaan. Ini bisa berupa data kuantitatif terkait pengelolaan energi, air, limbah, keberagaman karyawan, dan lainnya. Pengukuran yang jelas membantu perusahaan dalam mengevaluasi progres dan efektivitas strategi keberlanjutan.
  8. Perbandingan dengan Standar dan Regulasi
    Laporan harus membandingkan kinerja perusahaan dengan standar dan peraturan yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional. Ini menunjukkan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang relevan dan penerapan praktik terbaik.
  9. Keterlibatan Pemangku Kepentingan
    Bagian ini menjelaskan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan melibatkan pemangku kepentingan dalam inisiatif keberlanjutan. Ini mencakup dialog dengan karyawan, pelanggan, mitra bisnis, serta masyarakat untuk memastikan keberlanjutan tercapai secara bersama-sama.
  10. Penutupan dan Komitmen Masa Depan
    Laporan ditutup dengan rangkuman pencapaian yang telah diperoleh serta langkah-langkah yang akan diambil perusahaan di masa depan untuk terus memperbaiki kinerja keberlanjutan. Ini mencakup komitmen jangka panjang dan tujuan yang ingin dicapai.

Tahapan Penyusunan Laporan Keberlanjutan bagi Perusahaan

Penyusunan laporan keberlanjutan memerlukan langkah-langkah yang terorganisir dan menyeluruh agar hasilnya dapat memberikan gambaran yang akurat dan transparan tentang kinerja keberlanjutan perusahaan. Berikut adalah tahapan yang perlu dilakukan dalam menyusun laporan keberlanjutan:

No. Tahapan Keterangan
1.
Perencanaan dan Penentuan Tujuan
Tahap awal ini melibatkan penentuan tujuan penyusunan sustainability report, seperti meningkatkan transparansi, memenuhi regulasi, atau menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Tujuan ini akan memandu penyusunan laporan dan menentukan audiens yang dituju.
2.
Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Kebutuhan Informasi
Perusahaan perlu mengidentifikasi pemangku kepentingan utama, seperti pelanggan, investor, karyawan, regulator, dan masyarakat. Pemahaman tentang apa yang menjadi perhatian dan harapan mereka akan membantu menentukan informasi yang relevan untuk dimasukkan dalam laporan.
3.
Pengumpulan Data dan Informasi
Mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi dari operasi perusahaan. Ini bisa meliputi data mengenai pengelolaan sumber daya alam, emisi, keberagaman tenaga kerja, program sosial, serta dampak lainnya. Proses ini membutuhkan kerjasama antara berbagai departemen dalam perusahaan.
4.
Analisis Kinerja dan Penilaian Dampak
Setelah data terkumpul, perusahaan harus menganalisis kinerja keberlanjutan berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Ini termasuk penilaian terhadap dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dari kegiatan operasional perusahaan, serta pencapaian terhadap tujuan keberlanjutan.
5.
Penyusunan Draft Laporan
Pada tahap ini, sustainability report disusun berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Draft laporan mencakup semua komponen utama, termasuk tinjauan keberlanjutan, kinerja perusahaan, dan pencapaian tujuan. Laporan harus jelas, ringkas, dan mudah dipahami oleh audiens yang beragam.
6.
Verifikasi dan Validasi Data
Untuk memastikan keakuratan dan kredibilitas laporan, data dan informasi yang disajikan harus diverifikasi dan divalidasi. Ini bisa melibatkan audit internal atau menggunakan jasa pihak ketiga yang independen untuk mengevaluasi kelayakan dan kebenaran informasi yang disajikan.
7.
Review dan Persetujuan
Setelah draft laporan disusun, laporan harus di review oleh manajemen perusahaan dan pemangku kepentingan utama untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan perusahaan dan harapan pemangku kepentingan. Persetujuan akhir dari manajemen diperlukan sebelum laporan dipublikasikan.
8.
Penyusunan Laporan Akhir dan Publikasi
Setelah mendapatkan persetujuan, laporan akhir dapat disusun dan dipublikasikan. Laporan keberlanjutan biasanya dipublikasikan di website perusahaan dan dapat dibagikan melalui berbagai saluran komunikasi kepada pemangku kepentingan.
9.
Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan
Penyusunan laporan keberlanjutan bukanlah kegiatan yang dilakukan sekali saja. Perusahaan perlu memantau kinerja keberlanjutan secara berkelanjutan dan menilai apakah ada peningkatan atau perubahan yang perlu dicermati dalam laporan berikutnya. Evaluasi hasil laporan juga penting untuk perbaikan di masa depan.

Dampak Positif Penyusunan Laporan Keberlanjutan bagi Perusahaan

Penyusunan laporan keberlanjutan tidak hanya memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perusahaan itu sendiri. Beberapa dampak positif yang dapat dirasakan oleh perusahaan antara lain:

Alat Analisis yang Digunakan dalam Penyusunan Laporan Keberlanjutan

Penyusunan laporan keberlanjutan memerlukan pendekatan yang terstruktur dan berbasis data. Alat analisis yang digunakan membantu perusahaan dalam mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data yang relevan. Berikut adalah beberapa alat analisis yang umum digunakan:

  1. Global Reporting Initiative (GRI) Standards
    GRI adalah standar internasional yang paling banyak digunakan untuk menyusun laporan keberlanjutan. GRI membantu perusahaan dalam menyusun laporan yang komprehensif, mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Standar ini memberikan panduan dalam menentukan indikator kinerja yang relevan dan cara pelaporan yang transparan.
  2. SASB Standards (Sustainability Accounting Standards Board)
    SASB menyediakan standar pelaporan keberlanjutan yang lebih spesifik untuk industri tertentu. Standar ini membantu perusahaan untuk melaporkan isu keberlanjutan yang paling relevan bagi industri mereka, serta memberikan informasi yang dapat diukur dan diandalkan bagi para investor.
  3. ISO 26000
    ISO 26000 adalah pedoman internasional untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Standar ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi isu sosial, lingkungan, dan ekonomi yang penting, serta memberikan kerangka kerja untuk merencanakan dan melaporkan inisiatif keberlanjutan mereka.
  4. Carbon Footprint Analysis
    Alat ini digunakan untuk menghitung jejak karbon atau emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan. Carbon footprint analysis membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengurangi dampak lingkungan mereka, serta melaporkan pengurangan emisi dalam laporan keberlanjutan.
  5. Life Cycle Assessment (LCA)
    LCA adalah metode untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari produk atau layanan selama siklus hidupnya. Alat ini membantu perusahaan untuk memahami dampak lingkungan dari bahan baku hingga pembuangan produk, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih berkelanjutan.
  6. Stakeholder Mapping
    Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memahami pemangku kepentingan yang relevan dengan perusahaan, baik yang internal maupun eksternal. Dengan stakeholder mapping, perusahaan dapat memahami harapan dan kebutuhan pemangku kepentingan, sehingga laporan keberlanjutan dapat disesuaikan dengan prioritas mereka.
  7. Materiality Matrix
    Materiality matrix adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu keberlanjutan yang paling penting bagi perusahaan dan pemangku kepentingannya. Alat ini membantu perusahaan dalam memprioritaskan topik yang perlu dilaporkan dalam sustainability report berdasarkan tingkat dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
  8. Environmental, Social, and Governance (ESG) Scorecard
    ESG scorecard digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam tiga area utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola. Scorecard ini memberikan indikator yang jelas tentang sejauh mana perusahaan telah mencapai tujuan keberlanjutan dan kepatuhan terhadap prinsip ESG.
  9. SWOT Analysis
    Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk mengevaluasi posisi perusahaan dalam hal keberlanjutan. Dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan.

Metode Kerangka Berpikir yang Digunakan dalam Penyusunan Laporan Keberlanjutan

Penyusunan laporan keberlanjutan tidak hanya melibatkan pengumpulan data, tetapi juga membutuhkan pendekatan yang terencana dan berbasis pada kerangka berpikir yang jelas. Beberapa metode yang umum digunakan dalam penyusunan sustainability report adalah sebagai berikut:

No. Metode Keterangan
1.
Triple Bottom Line (TBL)
Metode Triple Bottom Line berfokus pada tiga aspek utama: People, Planet, dan Profit. Pendekatan ini menilai kinerja perusahaan tidak hanya dari segi keuntungan finansial, tetapi juga dari dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan. Dalam sustainability report, TBL membantu perusahaan untuk menunjukkan keseimbangan antara kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan.
2.
The Four Pillars of Sustainability
Kerangka berpikir ini mencakup empat pilar utama keberlanjutan: Environment, Social, Economic, dan Cultural. Metode ini memberikan panduan untuk perusahaan dalam mengevaluasi dan melaporkan dampak keberlanjutan di berbagai aspek, dari keberlanjutan lingkungan hingga pengaruh sosial dan budaya yang lebih luas.
3.
Stakeholder Theory
Stakeholder Theory berfokus pada pentingnya melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan perusahaan. Dalam penyusunan sustainability report, perusahaan menggunakan kerangka ini untuk memastikan bahwa laporan mencerminkan kebutuhan dan harapan berbagai pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, investor, dan masyarakat.
4.
Materiality Framework
Materiality Framework digunakan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan isu-isu keberlanjutan yang paling relevan bagi perusahaan dan pemangku kepentingannya. Dalam sustainability report, kerangka ini memastikan bahwa perusahaan hanya melaporkan isu yang material, yaitu isu yang memiliki dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan dan relevansi bagi pemangku kepentingan.
5.
Integrated Reporting Framework (IR)
Integrated Reporting (IR) adalah pendekatan yang menggabungkan laporan keuangan tradisional dengan informasi non-finansial terkait keberlanjutan. IR mengusulkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan yang menunjukkan bagaimana strategi, tata kelola, kinerja, dan prospek mereka dapat mempengaruhi keberlanjutan jangka panjang.
6.
UN Sustainable Development Goals (SDGs)
Metode ini mengacu pada 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB.
7.
Circular Economy Framework
Kerangka ekonomi sirkular ini berfokus pada pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien dengan mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan kembali dan daur ulang. Dalam sustainability report, kerangka ini membantu perusahaan untuk menunjukkan bagaimana mereka mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomi sirkular dalam operasi mereka dan meminimalkan dampak lingkungan.
8.
Risk and Opportunity Management
Metode ini menekankan pada identifikasi dan pengelolaan risiko dan peluang terkait dengan keberlanjutan. Perusahaan yang menggunakan kerangka ini dalam sustainability report mereka akan mengidentifikasi risiko jangka panjang yang dapat memengaruhi kelangsungan usaha dan juga peluang yang dapat diperoleh dengan mengelola keberlanjutan secara efektif.

Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan Penyusunan Laporan Keberlanjutan yang Telah Diimplementasikan

Penyusunan laporan keberlanjutan yang efektif bukan hanya tentang memenuhi kewajiban pelaporan, tetapi juga mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan jangka panjang. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sustainability report yang telah disusun:

  1. Kesesuaian dengan Standar Internasional
    Keberhasilan sustainability report dapat diukur dari sejauh mana laporan tersebut sesuai dengan standar internasional yang relevan, seperti GRI (Global Reporting Initiative), SASB (Sustainability Accounting Standards Board), atau ISO 26000. Laporan yang mematuhi standar ini menunjukkan transparansi dan komitmen perusahaan terhadap praktik keberlanjutan yang baik.
  2. Tingkat Kepuasan Pemangku Kepentingan
    Mengukur keberhasilan sustainability report  dapat dilakukan dengan melakukan survei atau wawancara dengan pemangku kepentingan utama (seperti investor, karyawan, pelanggan, dan masyarakat) untuk menilai apakah laporan tersebut memenuhi harapan mereka. Kepuasan pemangku kepentingan yang tinggi menunjukkan bahwa laporan tersebut relevan dan memberikan nilai bagi mereka.
  3. Peningkatan Citra Perusahaan
    Keberhasilan sustainability report juga dapat diukur dari perubahan citra perusahaan di mata publik. Jika sustainability report membantu meningkatkan reputasi perusahaan sebagai organisasi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, ini menandakan bahwa laporan tersebut efektif dalam menciptakan dampak positif.
  4. Pengaruh Terhadap Keputusan Bisnis
    Sustainability report yang berhasil harus dapat mempengaruhi keputusan strategis perusahaan. Mengukur dampaknya terhadap perencanaan bisnis dan kebijakan internal, seperti pengambilan keputusan terkait investasi berkelanjutan atau pengelolaan risiko lingkungan, dapat memberikan indikasi sejauh mana laporan tersebut efektif dalam memandu langkah-langkah perusahaan.
  5. Tingkat Pencapaian Tujuan Keberlanjutan
    Keberhasilan sustainability report dapat diukur berdasarkan sejauh mana perusahaan berhasil mencapai tujuan keberlanjutan yang telah ditetapkan dalam laporan tersebut. Ini melibatkan pengukuran kinerja terhadap indikator kunci (KPIs) yang telah disusun, seperti pengurangan emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, atau pencapaian standar kesejahteraan sosial.
  6. Feedback dari Audit Keberlanjutan
    Audit eksternal atau internal terhadap sustainability report dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keberhasilan penyusunan laporan. Proses audit ini mengukur akurasi dan keandalan data yang disajikan, serta seberapa baik perusahaan mengidentifikasi dan mengelola dampak keberlanjutannya.
  7. Pencapaian Sertifikasi Keberlanjutan
    Jika sustainability report diikuti dengan pencapaian sertifikasi keberlanjutan (seperti sertifikasi ISO 14001 untuk manajemen lingkungan atau B Corp untuk keberlanjutan sosial dan lingkungan), ini dapat menjadi indikator bahwa laporan tersebut berhasil dalam mematuhi standar keberlanjutan yang diakui secara internasional.
  8. Integrasi dengan Strategi Bisnis
    Keberhasilan sustainability report juga dapat dilihat dari sejauh mana laporan tersebut diintegrasikan dengan strategi bisnis perusahaan. Laporan yang berhasil harus mencerminkan bahwa keberlanjutan telah menjadi bagian integral dari visi dan misi perusahaan, serta mempengaruhi perencanaan jangka panjang.
  9. Peningkatan Kinerja ESG (Environmental, Social, Governance)
    Pengukuran kinerja berdasarkan indikator ESG yang lebih baik dapat menjadi tolok ukur keberhasilan sustainability report. Jika perusahaan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, ini menandakan bahwa laporan tersebut efektif dalam memandu kebijakan dan praktek yang lebih berkelanjutan.
  10. Tingkat Transparansi dan Akuntabilitas
    Sustainability report yang sukses harus memiliki tingkat transparansi yang tinggi, di mana informasi yang disampaikan akurat, jelas, dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Mengukur sejauh mana laporan tersebut memberikan informasi yang jujur dan terbuka tentang tantangan dan pencapaian perusahaan dapat menunjukkan keberhasilannya.

Lama Penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

Lama penyusunan laporan keberlanjutan (sustainability report) dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas perusahaan, cakupan laporan, serta tingkat keterlibatan pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses tersebut. Namun, secara umum, berikut adalah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyusun sustainability report:

  1. Persiapan dan Perencanaan (1-2 Bulan): Pada tahap ini, perusahaan perlu menetapkan tujuan laporan, menentukan pemangku kepentingan yang terlibat, memilih standar pelaporan yang akan digunakan, dan melakukan analisis materialitas untuk mengidentifikasi isu-isu yang paling relevan. Persiapan ini juga mencakup pengumpulan data dan penetapan tim yang bertanggung jawab.
  2. Pengumpulan Data (2-3 Bulan): Data yang relevan untuk sustainability report harus dikumpulkan dari berbagai departemen dan sumber internal. Proses ini mencakup pengumpulan informasi terkait dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, serta pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan. Data ini dapat meliputi pengelolaan energi, emisi karbon, kebijakan tenaga kerja, dan program sosial perusahaan.
  3. Analisis dan Penyusunan Draft Laporan (1-2 Bulan): Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut dan mulai menyusun draft laporan. Tahap ini melibatkan penulisan narasi, penyusunan grafik dan tabel, serta menyusun informasi yang relevan sesuai dengan standar pelaporan yang dipilih. Draft laporan ini akan diperiksa untuk memastikan keakuratan dan transparansi.
  4. Review Internal dan Revisi (1 Bulan): Setelah draft laporan selesai, proses review internal dilakukan oleh tim manajemen dan pemangku kepentingan internal untuk memastikan bahwa laporan mencerminkan upaya perusahaan secara akurat dan memenuhi tujuan yang ditetapkan. Revisi mungkin diperlukan untuk menyempurnakan isi laporan sebelum disetujui untuk publikasi.
  5. Audit Eksternal (Jika Diperlukan) (1 Bulan): Beberapa perusahaan memilih untuk melakukan audit eksternal terhadap sustainability report untuk memastikan akurasi data dan validitas klaim yang disajikan. Audit ini memeriksa konsistensi dan keandalan informasi yang disampaikan dalam laporan.
  6. Finalisasi dan Publikasi (1 Bulan): Setelah audit (jika dilakukan) dan revisi final, sustainability report siap untuk dipublikasikan. Laporan dapat dipublikasikan dalam bentuk cetak, digital, atau keduanya. Proses ini juga melibatkan distribusi laporan kepada pemangku kepentingan, termasuk investor, pelanggan, karyawan, dan masyarakat luas.

Secara keseluruhan, proses penyusunan laporan keberlanjutan dapat memakan waktu sekitar 6 hingga 9 bulan, tergantung pada ukuran dan kompleksitas perusahaan. Perusahaan yang baru pertama kali menyusun sustainability report mungkin memerlukan waktu lebih lama, sementara perusahaan yang sudah berpengalaman dapat menyelesaikan laporan dalam waktu yang lebih singkat.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Kesimpulan

Penyusunan laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan langkah penting bagi perusahaan dalam menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan sosial, lingkungan, dan tata kelola. Laporan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dengan pemangku kepentingan, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa perusahaan memperhatikan dampak jangka panjang operasionalnya. 

Manfaat sustainability report bagi perusahaan sangat besar, mulai dari peningkatan reputasi, menarik perhatian investor yang berfokus pada keberlanjutan, hingga meningkatkan daya saing di pasar. Dalam penyusunannya, perusahaan perlu mengikuti tahapan yang sistematis, mulai dari perencanaan hingga publikasi, dengan mempertimbangkan berbagai komponen yang relevan. 

Mengukur keberhasilan laporan ini juga penting untuk memastikan bahwa tujuan keberlanjutan tercapai. Dengan pendekatan yang tepat, sustainability report dapat menjadi alat yang efektif dalam mengelola dampak sosial dan lingkungan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan dan masyarakat.