Jasa Konsultan Penyusunan Human Resources (HR)

Jasa Konsultan Penyusunan Human Resources (HR)

konsultan hr

Konsultan HR – Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset paling berharga dalam sebuah organisasi. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan strategisnya sangat bergantung pada pengelolaan SDM yang efektif dan terstruktur. Oleh karena itu, memiliki sistem manajemen SDM yang profesional dan terintegrasi menjadi kebutuhan utama untuk mendorong produktivitas, inovasi, dan kepuasan kerja karyawan.

Dalam menghadapi dinamika bisnis yang terus berkembang, perusahaan membutuhkan pendekatan strategis dalam menyusun kebijakan dan praktik SDM. Jasa konsultan penyusunan human resources (HR) hadir untuk membantu organisasi merancang sistem manajemen SDM yang selaras dengan visi dan misi perusahaan. Dengan dukungan para ahli di bidang human resources, perusahaan dapat mengoptimalkan proses rekrutmen, pengembangan karyawan, manajemen kinerja, hingga perencanaan suksesi yang berkelanjutan.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Human Resources (HR)?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Definisi Human Resources (HR)

Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu yang menjadi bagian dari suatu organisasi dan berkontribusi dalam menjalankan operasional serta mencapai tujuan strategis perusahaan. HR mencakup pengelolaan tenaga kerja mulai dari proses perekrutan, pengembangan keterampilan, manajemen kinerja, hingga perencanaan karir dan suksesi. 

Fungsi utama human resources adalah memastikan bahwa sumber daya manusia dikelola secara efektif dan efisien, sehingga mampu meningkatkan produktivitas, menciptakan lingkungan kerja yang sehat, serta mendukung inovasi dan pertumbuhan organisasi.

Pentingnya penyusunan HR dalam organisasi telah diatur dalam berbagai regulasi di Indonesia. Misalnya, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menekankan pengelolaan tenaga kerja yang profesional dan adil. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil menyoroti sistem manajemen SDM yang berbasis kinerja dan pengembangan kompetensi. 

Regulasi ini menjadi dasar hukum yang memperkuat kebutuhan perusahaan untuk memiliki sistem HR yang terstruktur dan strategis, guna mendukung pencapaian tujuan jangka panjang dan kesejahteraan tenaga kerja.

Manfaat Menyusun Human Resources (HR)

Penyusunan sistem Human Resources (HR) yang baik memiliki berbagai manfaat penting bagi kelangsungan dan perkembangan perusahaan. Dengan manajemen SDM yang terstruktur, organisasi dapat mengoptimalkan potensi karyawan serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari menyusun HR dengan baik:

Komponen Penyusunan Human Resources (HR)

Penyusunan sistem Human Resources (HR) yang efektif memerlukan perhatian pada beberapa komponen penting yang membentuk kerangka kerja yang kokoh dan mendukung pencapaian tujuan organisasi. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam penyusunan human resources:

  1. Rekrutmen dan Seleksi
    Proses perekrutan dan seleksi yang sistematis sangat penting untuk memastikan bahwa organisasi mendapatkan karyawan yang tepat dengan keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
  2. Pengembangan Karyawan
    Program pelatihan dan pengembangan yang dirancang dengan baik membantu meningkatkan keterampilan karyawan, baik untuk meningkatkan kinerja mereka dalam pekerjaan saat ini maupun untuk persiapan menghadapi tugas yang lebih besar di masa depan.
  3. Manajemen Kinerja
    Sistem manajemen kinerja yang terstruktur memungkinkan perusahaan untuk menilai dan memantau pencapaian karyawan, memberikan umpan balik yang berguna, dan merancang penghargaan yang sesuai berdasarkan kontribusi mereka terhadap tujuan organisasi.
  4. Kompensasi dan Tunjangan
    Penyusunan sistem kompensasi yang adil dan kompetitif sangat penting untuk memotivasi karyawan dan memastikan kepuasan kerja. Ini termasuk gaji, bonus, tunjangan, dan fasilitas lainnya.
  5. Kesejahteraan Karyawan
    Menyusun kebijakan kesejahteraan yang meliputi program kesehatan, keseimbangan kerja-hidup, dan keamanan kerja dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan karyawan, serta mengurangi tingkat turnover.
  6. Perencanaan Suksesi
    Merancang perencanaan suksesi yang efektif untuk posisi-posisi kunci di organisasi membantu memastikan kelangsungan kepemimpinan dan mengurangi kekosongan posisi yang dapat mengganggu kelancaran operasional.
  7. Hubungan Industrial dan Kepatuhan Hukum
    Menyusun kebijakan hubungan industrial yang baik dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan yang berlaku sangat penting untuk menjaga hubungan yang harmonis antara manajemen dan karyawan serta menghindari potensi konflik.
  8. Teknologi dan Sistem HR
    Penggunaan sistem teknologi informasi dalam manajemen HR (seperti HRIS) membantu mengelola data karyawan, penggajian, absensi, dan kinerja dengan lebih efisien, memungkinkan pengambilan keputusan yang berbasis data.

Tahapan Penyusunan Human Resources (HR)

Penyusunan sistem Human Resources (HR) yang efektif melibatkan beberapa tahapan yang harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan. Berikut adalah tahapan utama dalam penyusunan human resources:

No. Tahapan Keterangan
1.
Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
Tahap pertama adalah melakukan analisis kebutuhan SDM yang mencakup identifikasi jumlah, keterampilan, dan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung strategi perusahaan. Ini melibatkan penilaian terhadap posisi-posisi yang ada dan proyeksi kebutuhan SDM di masa depan.
2.
Penyusunan Struktur Organisasi
Setelah menganalisis kebutuhan SDM, tahap berikutnya adalah merancang struktur organisasi yang jelas, dengan menentukan hirarki jabatan, deskripsi pekerjaan, dan pembagian tanggung jawab. Hal ini penting untuk memastikan alur komunikasi dan kolaborasi yang efisien dalam organisasi.
3.
Penyusunan Kebijakan dan Prosedur HR
Penyusunan kebijakan dan prosedur HR melibatkan pembuatan pedoman yang mengatur berbagai aspek manajemen SDM, seperti rekrutmen, manajemen kinerja, kompensasi, pelatihan, serta hubungan industrial. Kebijakan ini harus mencerminkan nilai-nilai organisasi dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.
Rekrutmen dan Seleksi
Tahapan ini melibatkan pencarian, penyaringan, dan seleksi calon karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Proses ini dapat melibatkan berbagai metode, seperti wawancara, tes keterampilan, dan referensi untuk memastikan bahwa calon karyawan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
5.
Pengembangan dan Pelatihan Karyawan
Setelah karyawan terpilih, tahap selanjutnya adalah merancang program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka. Program ini bisa mencakup pelatihan teknis, manajerial, dan pengembangan soft skills untuk memastikan karyawan siap menghadapi tantangan organisasi.
6.
Manajemen Kinerja
Tahap ini melibatkan penyusunan sistem penilaian kinerja yang objektif, termasuk penetapan tujuan, evaluasi berkala, dan pemberian umpan balik. Manajemen kinerja yang baik akan membantu meningkatkan produktivitas dan motivasi karyawan serta mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
7.
Komunikasi dan Sosialisasi Kebijakan HR
Setelah kebijakan dan prosedur HR disusun, penting untuk melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan agar mereka memahami hak, kewajiban, serta sistem yang berlaku di perusahaan. Komunikasi yang jelas akan meningkatkan transparansi dan kepercayaan di antara karyawan dan manajemen.
8.
Evaluasi dan Peningkatan Sistem HR
Penyusunan HR bukanlah proses sekali jadi. Evaluasi berkala terhadap sistem manajemen SDM harus dilakukan untuk menilai efektivitasnya dan melakukan perbaikan. Proses ini melibatkan feedback dari karyawan dan hasil analisis kinerja organisasi untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
9.
Perencanaan Suksesi
Tahap terakhir adalah menyusun perencanaan suksesi untuk posisi-posisi kunci dalam organisasi. Hal ini akan memastikan bahwa perusahaan dapat tetap beroperasi dengan lancar meskipun terjadi pergantian personel penting, dan memberikan peluang pengembangan karir yang jelas bagi karyawan.

Dampak Positif Penyusunan Human Resources (HR) bagi Stakeholders

Penyusunan sistem Human Resources (HR) yang baik memberikan dampak positif tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi berbagai pihak yang terlibat, termasuk karyawan, manajemen, dan pemangku kepentingan lainnya. Berikut adalah dampak positif penyusunan human resources bagi stakeholders:

Alat Analisis yang Digunakan untuk Penyusunan Human Resources (HR)

Penyusunan Human Resources (HR) yang efektif memerlukan pendekatan berbasis data dan analisis yang mendalam untuk memastikan strategi dan kebijakan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Berikut adalah beberapa alat analisis yang umum digunakan dalam penyusunan human resources:

  1. Analisis Jabatan (Job Analysis)
    Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi tanggung jawab, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk setiap posisi. Hasilnya membantu dalam perekrutan, pelatihan, dan pengembangan karir karyawan.
  2. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (HR Needs Analysis)
    Digunakan untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja, baik dalam jumlah maupun keterampilan, guna memastikan organisasi memiliki kapasitas yang memadai untuk mencapai tujuannya.
  3. Analisis Kinerja (Performance Analysis)
    Membantu mengevaluasi kinerja individu dan tim berdasarkan target yang telah ditentukan, sehingga organisasi dapat merancang program peningkatan produktivitas dan pelatihan.
  4. Survei Kepuasan dan Keterlibatan Karyawan (Employee Satisfaction & Engagement Survey)
    Digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dan motivasi karyawan, serta mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dalam lingkungan kerja.
  5. Balanced Scorecard
    Mengukur kinerja SDM berdasarkan empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan. Ini membantu menyelaraskan strategi HR dengan tujuan organisasi.
  6. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
    Alat ini mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam sistem HR, yang berguna untuk menyusun strategi pengembangan dan mitigasi risiko.
  7. 360-Degree Feedback
    Memberikan umpan balik dari berbagai sudut pandang, termasuk atasan, rekan kerja, dan bawahan, untuk menilai kinerja karyawan secara komprehensif dan membantu pengembangan keterampilan individu.
  8. Analisis Kesenjangan Keterampilan (Skills Gap Analysis)
    Membantu mengidentifikasi kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki karyawan saat ini dengan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan, sehingga organisasi dapat merancang program pelatihan yang tepat.
  9. Benchmarking
    Membandingkan praktik dan kebijakan HR dengan perusahaan lain di industri yang sama untuk memastikan standar dan efektivitas sistem HR tetap kompetitif.
  10. HR Metrics dan Analytics
    Menggunakan data statistik dan analitik untuk mengukur metrik penting seperti tingkat perputaran karyawan, biaya perekrutan, dan produktivitas guna mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data.

Alat-alat ini membantu organisasi dalam membangun sistem HR yang terstruktur, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan strategis perusahaan, sehingga mampu meningkatkan kinerja dan daya saing di pasar.

Metode Kerangka Berpikir yang Digunakan dalam Penyusunan Human Resources (HR)

Dalam menyusun strategi dan sistem Human Resources (HR) yang efektif, diperlukan metode kerangka berpikir yang sistematis untuk memastikan semua aspek direncanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

No. Metode Keterangan
1.
Analisis SWOT
  1. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dalam manajemen SDM.
    • Kekuatan (Strengths): Mengidentifikasi keunggulan internal seperti keterampilan karyawan dan budaya perusahaan yang kuat.
    • Kelemahan (Weaknesses): Mengevaluasi area yang perlu diperbaiki, seperti kurangnya pelatihan atau struktur organisasi yang tidak efektif.
    • Peluang (Opportunities): Mengidentifikasi peluang eksternal, seperti pasar tenaga kerja yang berkembang atau kemajuan teknologi HR.
    • Ancaman (Threats): Mengantisipasi faktor eksternal yang dapat menghambat, seperti persaingan ketat atau regulasi baru.
      Manfaat: Membantu merancang strategi HR yang terfokus dan adaptif terhadap dinamika pasar tenaga kerja.
2.
Balanced Scorecard (BSC)
  1. Metode ini mengukur kinerja SDM dari empat perspektif utama:
    • Keuangan: Mengukur efisiensi biaya rekrutmen dan produktivitas karyawan.
    • Pelanggan: Menilai kepuasan karyawan yang berkontribusi pada kualitas layanan pelanggan.
    • Proses Internal: Mengukur efektivitas proses HR, seperti perekrutan, pelatihan, dan evaluasi kinerja.

Pembelajaran dan Pertumbuhan: Mengevaluasi program pengembangan karyawan dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan.
Manfaat: Mengintegrasikan strategi HR dengan tujuan bisnis jangka panjang dan memastikan pengelolaan SDM yang berorientasi hasil.

3.
Human Resource Planning (HRP)
  1. HRP berfokus pada proses perencanaan kebutuhan tenaga kerja di masa depan berdasarkan:
    • Analisis Permintaan Tenaga Kerja: Memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan strategi bisnis.
    • Analisis Pasokan Tenaga Kerja: Mengevaluasi jumlah dan keterampilan karyawan yang tersedia.
    • Perencanaan Tindakan: Mengembangkan strategi perekrutan, pelatihan, dan pengembangan.
      Manfaat: Memastikan jumlah dan kualitas karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4.
Competency-Based HR Management
  1. Metode ini menitikberatkan pada pengelolaan SDM berdasarkan kompetensi inti yang dibutuhkan untuk setiap posisi.
    • Identifikasi Kompetensi: Menggali keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan.
    • Penilaian Kompetensi: Mengevaluasi kesesuaian kompetensi karyawan dengan kebutuhan perusahaan.
    • Pengembangan Kompetensi: Merancang program pelatihan dan pengembangan karir.
      Manfaat: Mengoptimalkan kemampuan karyawan untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi.
5.
McKinsey 7S Framework

Model ini menilai tujuh elemen kunci yang saling terkait untuk memastikan keselarasan dalam manajemen SDM:

    • Strategy (Strategi): Rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan HR.
    • Structure (Struktur): Organisasi tim dan departemen dalam HR.
    • Systems (Sistem): Proses dan prosedur operasional HR.
    • Skills (Keterampilan): Kompetensi yang dibutuhkan oleh karyawan.
    • Staff (Staf): Rekrutmen, pengembangan, dan manajemen karyawan.
    • Style (Gaya): Gaya kepemimpinan dan budaya organisasi.

Shared Values (Nilai Bersama): Nilai inti yang dipegang oleh organisasi.
Manfaat: Memastikan harmoni antara strategi, struktur, dan budaya organisasi.

6.
Workforce Analytics

Metode ini menggunakan data dan teknologi untuk menganalisis tren dan kinerja karyawan:

    • Analisis Prediktif: Mengidentifikasi tren kepegawaian dan kebutuhan di masa depan.
    • Analisis Deskriptif: Menilai data karyawan saat ini, seperti produktivitas dan tingkat retensi.
    • Analisis Diagnostik: Mengidentifikasi penyebab masalah kinerja dan turnover.

Manfaat: Membantu pengambilan keputusan berbasis data untuk meningkatkan efektivitas strategi HR.

7.
Agile HR
  1. Pendekatan ini menekankan fleksibilitas dan adaptasi cepat dalam proses HR, seperti perekrutan, pelatihan, dan pengelolaan kinerja.
    • Prinsip Kolaborasi: Mendorong kerja sama antara tim HR dan divisi lainnya.
    • Adaptasi Cepat: Menghadapi perubahan kebutuhan tenaga kerja dengan respons yang cepat.
    • Iterasi Berkelanjutan: Mengukur dan memperbaiki proses secara berkala.

Manfaat: Memastikan sistem HR yang dinamis dan mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berubah.

Cara Mengukur Keberhasilan Penyusunan Human Resources (HR) yang Telah Diimplementasikan

Keberhasilan penyusunan Human Resources (HR) dapat diukur melalui berbagai indikator kinerja yang mencerminkan efektivitas, efisiensi, dan dampak positif terhadap organisasi. Berikut adalah beberapa metode untuk menilai keberhasilan implementasi HR:

  1. Key Performance Indicators (KPI)
    Mengukur kinerja HR berdasarkan indikator utama yang telah ditetapkan, seperti:
    • Tingkat retensi karyawan (Employee Retention Rate).
    • Tingkat turnover karyawan (Employee Turnover Rate).
    • Produktivitas karyawan (Revenue per Employee).
    • Tingkat kepuasan karyawan (Employee Satisfaction Score).
    • Efektivitas perekrutan (Time-to-Fill dan Cost-per-Hire).
  2. Survei Kepuasan dan Keterlibatan Karyawan
    Menggunakan survei untuk mengukur tingkat kepuasan dan keterlibatan karyawan terhadap sistem HR yang diterapkan, termasuk kepuasan terhadap pelatihan, pengembangan karir, dan budaya kerja.
  3. Evaluasi Program Pelatihan dan Pengembangan
    Mengukur efektivitas pelatihan dengan:
    • Peningkatan keterampilan dan kompetensi karyawan.
    • Penerapan keterampilan baru dalam pekerjaan sehari-hari.
    • Feedback dari peserta pelatihan dan manajer terkait dampak pelatihan.
  4. Analisis Produktivitas dan Kinerja Karyawan
    Mengevaluasi apakah sistem HR telah meningkatkan produktivitas dan kinerja tim melalui:
    • Pencapaian target individu dan tim.
    • Evaluasi kinerja berbasis hasil (performance appraisal).
    • Peningkatan kualitas output kerja.
  5. PeniPendekatan ini menekankan fleksibilitas dan adaptasi cepat dalam proses HR, seperti perekrutan, pelatihan, dan pengelolaan kinerja.
    • Prinsip Kolaborasi: Mendorong kerja sama antara tim HR dan divisi lainnya.
    • Adaptasi Cepat: Menghadapi perubahan kebutuhan tenaga kerja dengan respons yang cepat.
    • Iterasi Berkelanjutan: Mengukur dan memperbaiki proses secara berkala.
      Manfaat: Memastikan sistem HR yang dinamis dan mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berubah.
  6. laian Kepatuhan terhadap Kebijakan dan Prosedur
    Memastikan bahwa kebijakan HR diterapkan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti kepatuhan terhadap UU Ketenagakerjaan dan regulasi terkait lainnya.
  7. Pengukuran Efisiensi Operasional HR
    Menilai bagaimana sistem HR membantu meningkatkan efisiensi melalui:
    • Pengurangan biaya perekrutan dan administrasi.
    • Automasi proses HR menggunakan teknologi seperti HRIS (Human Resource Information System).
    • Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses HR, seperti onboarding dan evaluasi kinerja.
  8. Analisis Kepuasan Stakeholder
    Mengukur tingkat kepuasan stakeholder, termasuk manajemen dan karyawan, terhadap kebijakan dan strategi HR yang diterapkan, melalui wawancara atau survei.
  9. Tingkat Adaptasi dan Fleksibilitas Sistem HR
    Mengevaluasi sejauh mana sistem HR dapat beradaptasi dengan perubahan organisasi, seperti ekspansi bisnis, restrukturisasi, atau perubahan strategi perusahaan.

Melalui pendekatan ini, organisasi dapat memastikan bahwa sistem HR yang telah diimplementasikan tidak hanya mendukung kebutuhan operasional, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan strategis jangka panjang. Evaluasi yang berkala juga penting untuk melakukan perbaikan berkelanjutan dan menjaga efektivitas sistem HR di masa depan.

Lama Penyusunan Human Resources (HR)

Durasi penyusunan Human Resources (HR) bervariasi tergantung pada kompleksitas organisasi, jumlah karyawan, dan tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah estimasi waktu yang umum digunakan dalam proses penyusunan HR:

  1. Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Strategis (2-4 Minggu)
    Proses ini melibatkan pengumpulan data terkait kebutuhan tenaga kerja, analisis organisasi, dan identifikasi tujuan strategis HR.
  2. Pengembangan Struktur Organisasi dan Job Description (2-3 Minggu)
    Tahap ini mencakup penyusunan struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan pembagian tanggung jawab di setiap posisi.
  3. Penyusunan Kebijakan dan Prosedur HR (3-5 Minggu)
    Menyusun kebijakan perusahaan, prosedur operasional standar (SOP), dan regulasi internal yang berkaitan dengan manajemen SDM.
  4. Pengembangan Program Pelatihan dan Pengembangan (2-4 Minggu)
    Merancang program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan sesuai kebutuhan perusahaan.
  5. Implementasi Sistem HR dan Teknologi Pendukung (4-6 Minggu)
    Mengintegrasikan sistem manajemen HR (HRIS) dan alat analisis lainnya untuk mendukung operasional HR yang lebih efektif.
  6. Evaluasi dan Perbaikan (2-3 Minggu)
    Melakukan uji coba, evaluasi efektivitas kebijakan yang diterapkan, dan melakukan revisi bila diperlukan.

Total Estimasi Waktu: 3-4 Bulan
Waktu ini dapat berubah sesuai dengan skala dan kompleksitas proyek penyusunan HR di masing-masing organisasi. Proses ini juga perlu memperhitungkan koordinasi dengan stakeholder dan penyesuaian terhadap kebutuhan spesifik perusahaan.

Ingin menggunakan jasa konsultan HR (Human Resources)?

Silahkan kontak ke nomor +62 811-3547-717 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Kesimpulan

Penyusunan Human Resources (HR) yang terstruktur dan strategis merupakan langkah krusial bagi organisasi untuk memastikan pengelolaan sumber daya manusia yang efektif, efisien, dan selaras dengan tujuan bisnis. Dengan menerapkan berbagai metode analisis seperti SWOT, Balanced Scorecard, dan McKinsey 7S Framework, organisasi dapat mengidentifikasi kebutuhan tenaga kerja, mengembangkan kompetensi, dan menyelaraskan strategi HR dengan visi jangka panjang perusahaan.

Proses penyusunan HR melibatkan beberapa tahapan, mulai dari analisis kebutuhan, pengembangan kebijakan, hingga implementasi sistem yang didukung teknologi. Meskipun membutuhkan waktu sekitar 3–4 bulan, manfaat yang diperoleh sangat signifikan, baik bagi karyawan, manajemen, maupun pemegang saham. Dengan pendekatan yang tepat, HR yang terorganisir dapat meningkatkan produktivitas, memperkuat budaya kerja, dan mendukung keberlanjutan bisnis di tengah dinamika pasar yang terus berubah.