Membangun Strategi Holding untuk Mendorong Transformasi yang Sukses

Membangun Strategi Holding untuk Mendorong Transformasi yang Sukses

Danantara sebagai super holding BUMN, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional lewat optimalisasi aset negara. Sejak berdiri pada 2025, Danantara berhasil mencatat capaian penting dengan menjalin kerja sama investasi internasional senilai USD 7 miliar bersama mitra dari Qatar, Rusia, Tiongkok, dan Australia.

Sorotan Sigma

Perusahaan holding memegang peran penting dalam perekonomian nasional. Transformasi Danantara Indonesia menjadi super holding BUMN mencerminkan perubahan paradigma tata kelola aset negara. Tidak lagi sekadar sebagai pemegang saham, Danantara kini berfungsi sebagai pencipta nilai strategis yang memastikan sinergi, efisiensi, dan keberlanjutan antar perusahaan di bawah naungannya. Saat ini, Danantara mengelola aset lebih dari USD 1 triliun dengan 889 BUMN strategis, sekaligus menjadi motor penguat fondasi ekonomi nasional dan meningkatkan daya tarik Indonesia bagi investor global. Keberhasilan menjalin kerja sama investasi internasional senilai USD 7 miliar dengan Qatar, Rusia, Tiongkok, dan Australia menjadi bukti kepercayaan dunia terhadap stabilitas dan prospek ekonomi Indonesia.

Peran holding kini telah berevolusi. Tidak lagi pasif, tetapi hadir sebagai strategic value cration yang mampu mengarahkan pertumbuhan lintas sektor, mendorong sinergi,dan memperkuat daya saing grup usaha. Holding modern dituntut tidak hanya mempertahankan kinerja, melainkan juga tumbuh berkelanjutan melalui orkestrasi sinergi, efisiensi operasional, serta pengambilan keputusan yang gesit (agility).

Dua pendekatan utama yang digunakan adalah value creation holding dan corporate parenting advantage. Oleh karena itu, perusahaan holding harus terlibat aktif membangun nilai bisnis untuk anak perusahaan sekaligus membina dan mengembangkan anak perusahaan sesuai peluang industrinya.

Meski demikian, transformasi menuju holding tidak lepas dari tantangan, seperti tumpang tindih fungsi pasca-merger, kompleksitas budaya dan sinergi lintas unit, keterbatasan SDM dan kapasitas manajemen, risiko reputasi yang saling terkait, serta regulasi ketat. Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan langkah strategis meliputi restrukturisasi grup, pendefinisian peran holding, parenting strategy, analysis, cascading, penyusunan roadmap transisi, penetapan fungsi dan penanggung jawab, pemodelan keuangan serta perencanaan pajak, hingga penerapan manajemen risiko yang adaptif.